Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Idrus Marham Sebut Ada Potensi Calon KIM Bakal Lawan Kotak Kosong di Pilkada
1 Agustus 2024 18:22 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ketua Dewan Bappilu Partai Golkar, Idrus Marham, mengungkapkan strategi Koalisi Indonesia Maju (KIM) dalam menghadapi Pilkada di berbagai daerah.
ADVERTISEMENT
Idrus menyebut, KIM telah memiliki modal kuat dari partai-partai yang tergabung dalam koalisi, yaitu Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN, PSI, dan Gelora. Selain itu, ada kemungkinan partai lain seperti NasDem, PKB, dan PKS juga bergabung, meskipun belum resmi.
"Nah ini kan sebenarnya masih menggunakan ya KIM plus karena memang belum resmi. Kalau sudah resmi bergabung dengan Koalisi tentu bukan lagi Koalisi plus tetapi ini sudah satu kesatuan," kata Idrus dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (1/8).
Eks Sekjen Golkar ini menjelaskan, ada beberapa format koalisi atau pasangan calon (paslon) yang akan diusung oleh KIM dalam Pilkada. Salah satu format yang diusung adalah di beberapa daerah, calon dari KIM akan berhadapan dengan kotak kosong.
ADVERTISEMENT
"Salah satu di antaranya misalkan adalah kemungkinan Kalimantan Timur misalkan. Kemudian juga mungkin Sumatera Utara juga berkembang dan lain-lain sebagainya. Ini kan ini lawan kotak kosong," ucap dia.
Selain itu, Idrus juga menyebutkan adanya format "all KIM final" di beberapa daerah seperti Banten, di mana calon-calon yang diusung semuanya berasal dari KIM.
"Jadi ada calon yang dimotori oleh teman-teman dari Gerindra satu sisi dan juga ada calon yang dimotori oleh dari teman-teman dari Partai Golkar. Jadi ini dua-duanya dari KIM. Artinya siapa pun yang menang adalah KIM. Nah ini yang saya kira yang harus kita-kita lihat," terangnya.
Format ketiga yang diungkapkan oleh Idrus adalah KIM plus, di mana ada kemungkinan partai-partai tambahan seperti NasDem, PKB, dan PKS ikut serta dalam koalisi.
ADVERTISEMENT
'Nah kemudian yang ketiga adalah ada juga memang KIM Plus. Ya kenapa kita menggunakan KIM Plus ya? Kemungkinan kata Mas Dasco di DKI Jakarta, kemudian kemungkinan di Jawa Barat, kemungkinan di Jawa Tengah dan tentu di kabupaten-kabupaten lain ada hal-hal seperti itu. Tetapi ada juga mungkin KIM dan memang partai-partai yang tidak bergabung di KIM," pungkasnya.