IM57 Kritik Budi Arie Bela Erina Naik Jet karena Hamil: Mengaburkan Substansi

11 September 2024 19:17 WIB
·
waktu baca 4 menit
Menkominfo Budi Arie Setiadi di Istana Negara, Jakarta, Senin (19/8/2024). Foto: Zamachsyari/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menkominfo Budi Arie Setiadi di Istana Negara, Jakarta, Senin (19/8/2024). Foto: Zamachsyari/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Budi Arie Setiadi, melontarkan pernyataan yang menuai polemik terkait private jet putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, bersama istrinya Erina Gudono.
ADVERTISEMENT
Budi Arie menilai hal itu merupakan urusan pribadi Kaesang. Bahkan, ia menyinggung Erina yang tengah hamil sehingga tak dapat menggunakan angkutan umum atau pesawat komersil lainnya.
Pernyataan itu pun dikritik oleh IM57+ Institute–wadah eks pegawai KPK–. Ketua IM57+ Institute, Praswad Nugraha, menilai ucapan Budi Arie tersebut justru mengaburkan substansi yang dipermasalahkan publik.
Menurutnya, publik terus mempersoalkan dugaan gratifikasi dari penggunaan fasilitas private jet Kaesang tersebut. Mengingat, Kaesang memiliki kaitan dengan seorang penyelenggara negara.
Ayahnya merupakan orang nomor satu di Indonesia. Sementara, kakaknya, Gibran Rakabuming Raka, merupakan mantan Wali Kota Solo yang kini juga berstatus sebagai Wakil Presiden terpilih.
Dengan kondisi itu, publik menyoroti dugaan gratifikasi yang diterima Kaesang lantaran ada kaitannya dengan penyelenggara negara.
ADVERTISEMENT
"Pernyataannya [Budi Arie] soal kondisi Erina sedang mengandung mengaburkan substansi, apakah memang seluruh wanita yang sedang mengandung di Indonesia bisa mendapatkan keistimewaan yang sama dengan Saudari Erina? Dialektikanya justru semakin menjauh dari diskursus yang logis," ujar Praswad kepada wartawan, Rabu (11/9).
Kaesang Pangarep dan Erina Gudono. Foto: Instagram/ @erinagudono
"Publik mempersoalkan terkait dengan dugaan gratifikasi, bukan kelayakan seseorang yang sedang mengandung untuk terbang, karena ini bukan isu personal, tetapi merupakan isu publik," sambung dia.
Praswad pun meminta kepada Budi Arie untuk menjalani tugasnya sebagai pejabat publik alih-alih menjadi tim kampanye bagi Kaesang.
"Budi Arie harusnya memahami posisi dia sebagai pejabat publik dan bukan sebagai tim kampanye Kaesang," kata dia.
"Sehingga, segala pernyataannya harus mencerminkan integritas sebagai seorang Menteri Republik Indonesia sekaligus pejabat publik," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Eks penyidik KPK itu juga menyebut bahwa status Budi Arie sebagai pejabat publik bukan berarti sebebasnya memberikan komentar, terlebih malah menyesatkan publik.
"Pernyataan Budi seolah-olah memberikan pesan bahwa pejabat publik boleh melakukan apa pun, dan pejabat publik dapat tetap menggunakan posisinya untuk menyampaikan berbagai statement yang menyesatkan publik," imbuhnya.
Ketua IM57+ Institute yang juga eks penyidik KPK Praswad Nugraha. Foto: Dok. Istimewa
Lebih lanjut, Praswad juga mendorong KPK untuk berani mengusut terkait dugaan gratifikasi tersebut. Ia memberi contoh saat KPK menyelidiki pejabat Ditjen Pajak bernama Rafael Alun Trisambodo yang berawal dari viralnya kemewahan yang dipamerkan anaknya, Mario Dandy.
Praswad meminta KPK juga tak tebang pilih dan melakukan hal serupa dalam mengusut kasus private jet Kaesang tersebut.
"Harusnya KPK memberikan perlakuan yang sama, dengan bukan hanya melakukan klarifikasi, tetapi juga melakukan pendalaman potensi pemberian fasilitas ini," tutur Praswad.
ADVERTISEMENT
"Apabila dibiarkan maka KPK akan membiarkan adanya pilah-pilih secara nyata bukan atas jenis kasus apa yang ditangani, tetapi siapa subjek pelaku yang ditangani," tegasnya.
Jika dibiarkan, lanjutnya, juga akan menjadi preseden buruk terhadap nilai kedudukan yang sama di mata hukum. Menurutnya, pembiaran itu juga akan memberikan kebebasan seenaknya bagi anak pejabat lainnya untuk meniru apa yang dilakukan Kaesang.
"Jika KPK tidak menindaklanjuti dugaan gratifikasi ini, maka di masa yang akan datang seluruh anak-anak pejabat negara akan mengikuti perilaku yang sama, memanfaatkan jabatan orang tua atau keluarganya untuk menikmati fasilitas dan gratifikasi dari pihak yang memiliki kepentingan dengan kekuasaan yang melekat pada anggota keluarga yang sedang menjabat," pungkasnya.
Sebelumnya, Budi Arie sempat ditanyai terkait polemik pesawat jet pribadi Gulfstream G650ER yang digunakan Kaesang Pangarep bersama istrinya, Erina Gudono, saat pergi ke Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Ketua Relawan Pro Jokowi (Projo) ini mengatakan hal tersebut adalah urusan pribadi Kaesang. Pesawat jet itu juga adalah milik teman Kaesang.
"Gak ada, dia kan pribadi. Nah itu dari temannya," kata Budi Arie di Jakarta, Selasa (10/9) kemarin.
Budi Arie meminta publik tak lagi mempermasalahkan hal tersebut. Bahkan, ia menyinggung kondisi Erina yang tengah hamil sehingga tak dapat menggunakan angkutan umum atau pesawat komersil lainnya.
"Pokoknya udah lah. Satu, istrinya Mas Kaesang itu, kan, hamil sudah 8 bulan. Kan enggak boleh naik angkutan umum, pesawat umum mana boleh?" tandasnya.
Saat disinggung dugaan gratifikasi dalam penggunaan jet itu, Budi Arie menilai Kaesang tak dapat dikaitkan dengan hal tersebut. Dia juga menambahkan bahwa Kaesang bukan pejabat publik.
ADVERTISEMENT
"Lho tidak bisa, itu temannya, kok. Sama kayak saya pinjemin kamu, teman," ucapnya.
"Bukan pejabat publik Mas Kaesang," tutup Budi Arie.