Imigrasi Ngurah Rai Periksa Istri Buronan Interpol AS yang Kabur

20 November 2019 12:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I  Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Ngurah Rai Amran Aris. Foto:  Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Ngurah Rai Amran Aris. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Ngurah Rai Amran Aris mengatakan pihaknya telah memeriksa istri Rabie Ayad Abderahman (30), buronan Interpol Amerika Serikat (AS) yang kabur dari pengawasan imigrasi.
ADVERTISEMENT
Pemeriksan itu dalam rangka melacak keberadaan pria terduga pelaku Skimming di Amerika Serikat yang menyebabkan kerugian mencapi Rp 7 triliun sekitar 10 tahun yang lalu. Meski telah memeriksa istri Rabie, mereka belum mendapatkan informasi signifikan.
“Usaha yang kita lakukan koordinasi dan membawa istrinya untuk pemeriksaan lebih lanjut. Tapi hasil komunikasi dan pemeriksan tersebut tidak dapat pengakuan dari istri yang bersangkutan, akhirnya (istri Rabie) kita lepaskan,” kata Amran di Kantor Imigrasi Ngurah Rai, Rabu (20/11).
Buronan kelas kakap Amerika, Rabie Ayad Abderahman, diduga kabur dari Imigrasi Ngurah Ra, Bali. Foto: Dok. Istimewa
Imigrasi Ngurah Rai mengungkapkan identitas istri buronan Interpol itu berinisial N. Amran mengatakan pihaknya akan tetap terus mengawasi pergerakan N selama berada di Bali.
“Dan kita ikuti sampai sekarang. Terakhir berdasarkan kredit card atas nama yang bersangkutan menyewa empat kamar di (hotel) double u. Jadi, jejak-jejak dia kita ikuti,” kata Amran.
ADVERTISEMENT
Imigrasi Ngurah Rai juga telah melacak jejak digital akun belanja daring milik keluarga Rabie. Hingga saat ini, Imigrasi belum berhasil menemukan jejak digital Rabie karena akun yang lama memakai nomor ponsel lama sudah tidak aktif dan mereka tak memiliki teknologi yang canggih.
“Kita ada usaha mencari sendiri lewat Gojek karena dia pernah pesan makanan lewat situ, dan kita kalah teknologi, kita enggak punya teknologi untuk mendeteksi keberadaan lebih lanjut. Setelah itu kita minta bantuan tertulis dan telepon kepada Polresta Denpasar,” ucap Amran.
Lebih jauh, Amran menduga saat ini Rabie belum meninggalkan pulau Bali. Ia menduga Rabie masih tinggal di sebuah tempat di dekat Lapas Kerobokan Klas II A Denpasar.
“Kita tidak menduga Rabie Ayad akan melarikan diri karena satu paspor dia tertahan dan dia akan menimbulkan masalah baru,” tutur Amran.
ADVERTISEMENT