Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Imun Sinovac 6 Bulan, Vaksin Ketiga di Luar Nakes Harus Sasar Kelompok Prioritas
28 Juli 2021 11:37 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia telah melaksanakan pemberian vaksin booster dosis ketiga bagi para tenaga kesehatan (nakes), menyusul tingginya lonjakan kasus positif dan mutasi corona. Pemberian vaksin dosis ketiga kepada nakes lalu menimbulkan pertanyaan, apakah nantinya masyarakat umum perlu mendapatkan tambahan dosis vaksin lagi.
ADVERTISEMENT
Apalagi riset di China, juga Ketua Tim Uji Klinis Sinovac di Indonesia Prof Kusnandi Rusmil, telah mengungkap bahwa imunogenisitas atau antibodi vaksin asal China itu turun usai 6 bulan. Sementara itu, selain nakes ada juga masyarakat lain yang divaksin lebih dulu pada akhir Januari dan Februari 2021 dan antibodinya diduga sudah habis, termasuk Presiden Jokowi dan jajaran menteri.
Menanggapi isu suntikan ketiga ke selain naes, Ahli Paru sekaligus Direktur Utama Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, dr. Syahril Mansyur Sp.Paru, punya pandangan tersendiri.
"Booster untuk para nakes sudah dimulai dengan menggunakan vaksin Moderna. Nantinya, untuk yang lain, akan dilakukan secara prioritas dan bertahap," kata dr. Syahril dikutip dari Antara, Rabu (28/7).
ADVERTISEMENT
Menurut data yang dihimpun kumparan, lansia seharusnya menjadi kelompok prioritas. Sebab, angka kematian mereka sangat tinggi.
Sependapat dengan Syahril, Medical Senior Manager PT Kalbe Farma, dr. Esther Kristiningrum mengatakan pemberian booster vaksin diprioritaskan kepada tenaga kesehatan lantaran mereka adalah garda terdepan dalam penanganan COVID-19. Namun, ia berpendapat, tidak menutup kemungkinan masyarakat umum mendapatkan dosis tambahan vaksin.
"Kalau untuk umum, tentunya bisa (dapat) booster. Namun, berapa lama efektivitas vaksin masih dalam penelitian, sehingga kemungkinan setelah beberapa bulan, antibodi vaksin kedua menurun sehingga perlu booster," kata dr. Esther.
Ketika disinggung mengenai efektivitas vaksin dengan varian atau mutasi baru virus, ia mengatakan semua vaksin masih cenderung efektif, walaupun ada juga kemungkinan efektivitas.
Lebih lanjut, dr. Esther mengatakan, masyarakat tidak perlu panik, karena yang terpenting adalah mendapatkan vaksinasi lengkap sebanyak dua dosis terlebih dahulu. Hal ini untuk membentuk pertahanan dan imunitas tubuh yang baik, sebelum akhirnya mencapai kekebalan komunal (herd immunity).
ADVERTISEMENT
"Yang penting sekarang adalah bagaimana kita mencapai herd immunity terlebih dulu, setidaknya sekitar 70-75 persen supaya bisa menghambat penularan. Di sisi lain, vaksin dosis ketiga juga masih bertahap datangnya, sehingga nakes menjadi prioritas. Tapi, tidak menutup kemungkinan (masyarakat) untuk mendapatkan vaksin dosis ketiga," jelas dia.
Sebagai informasi, pada Jumat (16/7), booster vaksin dilakukan terhadap tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Para nakes yang mendapat booster ialah mereka yang telah mendapat dua dosis vaksin Sinovac.
Vaksin Moderna dari Amerika Serikat disebut memiliki efikasi 94 persen, dan sudah tiba di Indonesia sebanyak 4.500.160 dosis. Vaksin itu pun sudah mendapat emergency use authorization dari BPOM dan dialokasikan untuk program vaksin pemerintah.
ADVERTISEMENT
Jika menilik ke luar, sejumlah negara lain di dunia juga telah mempertimbangkan untuk memberikan dosis vaksin ketiga. Mengutip dari Kantor Berita Anadolu Turki, Swedia akan mulai memberikan dosis ketiga vaksin virus corona musim gugur ini.
Richard Bergstrom, koordinator vaksinasi negara itu mengatakan seseorang masih bisa terinfeksi virus corona bahkan setelah menerima dua dosis vaksin. Ia menyarankan semua orang harus berhati-hati. "Dosis ketiga harus diberikan," tambahnya.