Imunisasi Tak Merata, Indonesia Berisiko Tinggi Polio

19 November 2022 12:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vaksin polio. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksin polio. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Kesehatan menyatakan Indonesia punya risiko tinggi Kejadian Luar Biasa (KLB) virus Polio. Penyebabnya adalah ketidakmerataan imunisasi Polio.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu, mengatakan pemberian imunisasi Polio, yakni vaksin Polio tetes dan suntik alias OPV IPV, masih rendah di seluruh kabupaten-kota.
"Kalau lihat cakupan OPV dan IPV [imunisasi Polio] memang di tingkat kabupaten-kota itu seluruh nusa rendah," kata Maxi dalam konferensi pers di kantornya, Sabtu (19/11).
Ia membeberkan, sebelumnya imunisasi Polio mencapai angka 86,8 persen untuk seluruh Indonesia.
"Sekalipun ada yang di bawah 50 persen itu yang merah-merah, ya di Kalimantan, Sumatera, kalau lihat Aceh ya, sejak tahun 2020 sudah merah, Papua paling banyak dan Kalimantan," tambahnya.
Ilustrasi penderita polio. Foto: Shutter Stock
Lalu pada tahun 2021 angka itu masih berada di 80 persen. Tapi yang menjadi perhatian adalah Aceh dan Papua masih berwarna merah akibat rendahnya jumlah imunisasi Polio.
ADVERTISEMENT
"Kemudian tahun 2021, coba lihat OPV itu kalau lihat turun ya, 2021 turun dari 86 persen ke 80 persen, dan coba lihat Aceh dan beberapa wilayah di Sumatera dan terutama Papua itu memang rendah," kata Maxi.
"Ini kalau lihat 30 Provinsi dan 415 kabupaten kota semua masuk kriteria tinggi, high risk, untuk, apa namanya, cakupan Polio yang rendah semua. Jadi ini, kita Indonesia ini, high risk untuk terjadinya KLB Polio," imbuh Maxi.
Kasus Polio terbaru ditemukan di Kabupaten Pidie, Aceh. Akibat ditemukannya kasus baru ini, Kemenkes menyatakan Indonesia KLB Polio.