Indonesia Batal Punya Pulau Karantina Penampungan Ternak Sapi

8 Juni 2017 13:48 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Sapi (Foto: Antara/Siswowidodo)
zoom-in-whitePerbesar
Sapi (Foto: Antara/Siswowidodo)
Rencana Pemerintah memiliki Pulau Karantina untuk menampung ternak sapi impor yang akan dikembangbiakkan hingga siap potong urung terlaksana. Sebab, lokasi pulau karantina yang sebelumnya diusulkan dinilai belum memenuhi syarat.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, pemerintah memilih Pulau Naduk, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sebagai lokasi pulau Karantina. Namun berdasarkan hasil analisis dampak lingkungan (Amdal), Pulau Naduk dinilai tidak cocok dijadikan sebagai tempat karantina hewan.
‎"Studi Amdal sudah selesai, kita juga sudah lakukan koordinasi. Hasil Amdal ternyata lahan di Pulau Naduk tidak visible dibangun instalasi karantina," kata Kepala Badan Karantina Kementerian Pertanian, Banun Harpini, di Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Kamis (8/6).
Salah satu alasan tidak dipilihnya Pulau Naduk karena letak geografisnya yang berada di cekungan dengan kedalaman hingga 80 cm di atas permukaan laut. Sehingga, pulai ini dinilai rawan terendam banjir rob.
ADVERTISEMENT
"Karena dia dalam cekungan sehingga maksimal 15 cm-80 cm di atas permukaan laut. Bahkan saat melakukan Amdal itu terendam karena rob. Tidak mungkin suatu saat nanti kalau ke sana. Ini kendala teknis. Di sana ada habitat buaya," ujar Banun.
Banun mengatakan pemerintah belum mencari lokasi baru pengganti Pulau Naduk untuk menjadi calon lokasi pulau karantina hewan. Hal tersebut disebabkan karena belum adanya dukungan baik dana maupun payung hukum mengenai pulau karantina.
"Pulau lain, nanti tergantung pemerintah. RPP (Rancangan Peraturan Pemerintah) pulau karantina juga belum terbit sampai saat ini. Itu indikasi nanti kita sulit. Kalau pun cari lokasi baru, harus jadi program nasional karena butuh keterlibatan banyak pihak dan investasi yang besar," ujarnya.
ADVERTISEMENT