Indonesia dan Singapura Desak Militer Myanmar Setop Kekerasan

25 Maret 2021 20:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertemuan Menlu Retno Marsudi dengan Menlu Singapura, Vivian Balakrishnan di Jakarta, Kamis (25/3).
 Foto: Kemenlu RI
zoom-in-whitePerbesar
Pertemuan Menlu Retno Marsudi dengan Menlu Singapura, Vivian Balakrishnan di Jakarta, Kamis (25/3). Foto: Kemenlu RI
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, dalam pertemuannya dengan Menlu Singapura, Vivian Balakrishnan, di Jakarta, menyerukan kepada militer Myanmar penghentian penggunaan kekerasan.
ADVERTISEMENT
“Kami juga berbagi posisi untuk menyerukan kepada militer Myanmar untuk menghentikan penggunaan kekerasan untuk mencegah korban lebih lanjut,” kata Retno dalam jumpa pers virtual, Kamis (25/3).
Selain itu, Menlu Retno juga menyampaikan Indonesia dan Singapura mendesak untuk diadakannya dialog untuk menyelesaikan permasalahan di Myanmar segera.
“Kami juga mendesak Myanmar untuk memulai dialog untuk mengembalikan demokrasi, perdamaian dan stabilitas ke jalurnya,” ucap Retno.
Indonesia, Singapura, dan negara ASEAN lainnya sebelumnya mengadakan pertemuan bersama untuk membicarakan situasi krisis di Myanmar pada awal bulan Maret 2021.
Polisi menembakkan meriam air selama bentrokan dengan para pengunjuk rasa yang menentang kudeta militer dan menuntut pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, di Naypyitaw, Myanmar. Foto: Stringer/REUTERS
Pada pertemuan tersebut juga disinggung mengenai pentingnya ASEAN dalam membantu Myanmar di situasi yang mengkhawatirkan ini.
Myanmar kini tengah dilanda krisis akibat kudeta yang dilakukan oleh pihak militer terhadap pemerintahan sipil Myanmar pada 1 Februari 2021. Kudeta ini menuai protes dari kalangan masyarakat yang mengakibatkan pertumpahan darah bagi ratusan warga.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, setidaknya 320 orang yang ikut dalam aksi demonstrasi menentang kudeta militer tewas. Namun, junta militer menyebut angka warga yang tewas lebih rendah, yaitu 164 orang.