Inflasi Mei 0,39 Persen, Bawang Putih Jadi Penyebab Terbesar

2 Juni 2017 9:56 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Konferensi pers BPS tentang Inflasi Mei 2017. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Mei 2017 sebesar 0,39 persen secara bulanan (month to month/mtm). Angka itu sedikit lebih tinggi dari proyeksi Bank Indonesia (BI) dan sejumlah ekonom yang sebesar 0,37 persen (mtm).
ADVERTISEMENT
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, dengan perkembangan tersebut, inflasi tahun kalender Januari-Mei 2017 sebesar 1,67 persen dan inflasi tahunan April 2017 sebesar 4,33 persen year on year (yoy).
Dari 82 kota IHK, terdapat 70 kota yang mengalami inflasi. Adapun inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 0,96 dan inflasi terendah di Sampit dan Bulukumba sebesar 0,02 persen.
Sementara 12 kota IHK lainnya mengalami deflasi. Adapun deflasi terbesar tercatat dialami kota Manado sebesar 1,13 persen, dan deflasi terendah terjadi di Pematang Siantar sebesar 0,01 persen.
"Inflasi Mei ini memang yang tertinggi dibandingkan Mei 2015 yang sebesar 0,24 persen, tetapi lebih rendah dari Mei 2016 yang sebesar 0,50 persen. Ini karena pada Mei kita sudah memasuki bulan Ramadhan, sementara Mei tahun lalu Ramadhan baru mulai pada 6 Juni," ujar Suhariyanto di Gedung Pusat BPS, Jakarta, Jumat (2/6).
ADVERTISEMENT
Konferensi pers BPS tentang Inflasi Mei 2017. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
Penyebab Inflasi
Inflasi Mei ini terjadi karena seluruh komponen pengeluaran mengalami kenaikan harga. Inflasi terbesar disebabkan oleh komponen bahan makanan sebesar 0,86 persen, dan andil terhadap inflasi Mei 2017 sebesar 0,17 persen.
Menurutnya, komoditas bawang putih tercatat sebagai penyebab inflasi bahan makanan terbesar, yakni 0,08 persen. Menyusul selanjutnya telur ayam ras sebesar 0,05 persen, daging ayam ras sebesar 0,04 persen, beras, dan daging sapi masing-masing sebesar 0,01 persen.
Meski demikian, ada beberapa komoditas pangan yang mengalami penurunan harga, yakni cabai rawit sebesar 0,04 persen, bawang merah sebesar 0,02 persen, dan harga tomat sayur yang turun 0,01 persen.
"Bawang putih ini harga pergerakan bulanan, kalau mingguan, minggu keempat harga bawang putih sudah turun, minggu kedua sampai ketiga naik," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Bawang putih di pasar tradisional (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Komponen kedua terbesar penyebab inflasi Mei 2017 adalah perumahan, listrik, air, gas, dan air yang mengalami inflasi sebesar 0,35 persen dan andil terhadap inflasi Mei sebesar 0,09 persen. Inflasi ini disebabkan oleh penyesuaian tarif listrik rumah tangga 900 VA, yang mengalami inflasi sebesar 0,06 persen.
Posisi ketiga penyebab inflasi yakni makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,38 persen dan andilnya terhadap inflasi sebesar 0,06 persen. Komoditas penyumbang inflasi yakni lauk-pauk dan rokok keretek masing-masing sebesar 0,01 persen. Meski demikian, komoditas gula tercatat menyumbang deflasi sebesat 0,01 persen karena adanya kebijakan pemerintah untuk menetapkan Harge Eceran Terendah (HET) gula pasir.
Selanjutnya, komponen sandang, ini karena kenaikan baju muslim menjelang Ramdhan sebesar 0,01 persen. Di susul oleh komponen kesehatan dengan inflasi sebesar 0,37 persen dan sumbangannya terhadap inflasi sebesar 0,02 persen karena kenaikan tarif rumah sakit sebesar 0,04 persen.
ADVERTISEMENT
Terakhir, komponen transportasi menyumbang inflasi 0,04 persen. Hal ini disebabkan oleh kenaikan bensin sebesar 0,03 persen yakni Pertamax dan Pertamax Turbo. Selanjutnya karena adanya kenaikan tarif angkutan udara dengan sumbangan 0,02 persen.
"Meski demikian, tarif pulsa ponsel mengalami penurunan, sehingga menyumbang deflasi sebesar 0,01 persen," tambahnya.