Inggris Jadi Negara Pertama yang Luncurkan Vaksin COVID-19 Targetkan Dua Varian

16 Agustus 2022 1:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vaksin corona Moderna. Foto: Eric Gaillard/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksin corona Moderna. Foto: Eric Gaillard/REUTERS
ADVERTISEMENT
Inggris menyetujui pemberian suntikan vaksin yang telah disesuaikan hingga dapat menargetkan virus COVID-19 varian asli maupun varian Omicron pada Senin (15/8).
ADVERTISEMENT
Otoritas kesehatan merujuk kepada perkembangan terbaru itu sebagai 'vaksin bivalen'. Badan Pengatur Obat-obatan dan Produk Kesehatan (MHRA) Inggris memberikan persetujuan bagi vaksin bivalen produksi perusahaan obat AS, Moderna.
Pihaknya menilik data uji klinis yang menunjukkan hasil memuaskan. Vaksin booster tersebut memicu kekebalan kuat terhadap Omicron (BA.1) maupun virus asli yang mewabah pada 2020.
Vaksin bivalen juga mampu menghasilkan kekebalan baik terhadap varian Omicron BA.4 dan BA.5. Vaksin booster tersebut memberikan tingkat antibodi terhadap subvarian hingga 1,69 kali lebih tinggi daripada booster sebelumnya.
"Apa yang diberikan oleh vaksin bivalen ini kepada kami adalah alat yang lebih tajam dalam gudang senjata kami untuk membantu melindungi kami dari penyakit ini karena virus terus berkembang," jelas Kepala Eksekutif MHRA, June Raine, dikutip dari Reuters, Selasa (16/8).
Ilustrasi vaksin Moderna. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
Moderna sempat mempublikasikan hasil percobaan mereka pada Juni. Dosis keempat vaksin itu dilaporkan meningkatkan antibodi bahkan sampai delapan kali lipat terhadap Omicron.
ADVERTISEMENT
Namun, otoritas belum dapat menentukan korelasi antara tingkat antibodi dan efektivitas vaksin terhadap penyakit. Pihaknya masih menilik keefektifan khususnya bagi penyakit parah.
Meski begitu, MHRA memastikan, formulasi terbaru itu tidak memunculkan masalah serius. Vaksin itu lantas akan mulai diberikan bagi orang dewasa di Inggris sejak Senin (15/8).
Komite Bersama untuk Vaksinasi dan Imunisasi (JCVI) akan segera mengerahkan pasokannya ke seluruh negara.
Sebelumnya, Inggris telah menjanjikan vaksinasi booster pada awal November. Vaksinasi itu akan menyasar populasi dengan risiko klinis, pekerja esensial dan staf panti jompo, serta warga di atas 50 tahun.
Ilustrasi virus corona Omicron. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
Moderna mengharapkan persetujuan serupa bagi pemberian vaksin bivalen di Australia, Kanada, dan Uni Eropa (UE).
Badan Pengawas Obat Eropa (EMA) mendesak pengerahan vaksinasi itu di Uni Eropa pada September untuk varian BA.1. Sebab, vaksin yang dikembangkan untuk mengatasi subvarian yang lebih baru masih jauh tertinggal.
ADVERTISEMENT
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) membuat pertimbangan berbeda dengan EMA. Dalam program vaksinasinya, FDA berniat memprioritaskan varian baru Omicron BA.4 dan BA.5
Serum Institute of India (SII) turut memprediksi peluncuran vaksin Omicron dalam enam bulan mendatang. Perusahaan itu memproduksi vaksin COVID-19 AstraZeneca dengan merek Covishield.
Vaksin Pfizer dan Moderna. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
Sebagaimana Moderna, Pfizer dan BioNTech juga telah menguji vaksin mRNA yang dimodifikasi untuk memerangi Omicron. Sementara itu, Sanofi dan GSK sedang mengerjakan vaksin berbasis protein yang menargetkan subvarian Beta.
Menggandeng Moderna, pemerintah Inggris menandatangani kesepakatan GBP 1 miliar (Rp 17,8 triliun) untuk membangun fasilitas vaksin mRNA pertama di negara itu pada awal 2022.
Inggris merupakan negara pertama yang menyetujui pemberian vaksin virus corona pula saat awal pandemi. Vaksin tersebut masih memberikan perlindungan dalam membendung rawat inap dan kematian. Tetapi, keefektifannya terpukul seiring virus berkembang.
ADVERTISEMENT
"Vaksin COVID-19 generasi pertama yang digunakan di Inggris terus memberikan perlindungan penting terhadap penyakit dan menyelamatkan nyawa," terang Raine.