Inggris Ricuh, Ribuan Warga Lawan Protes Anti-Imigran: Mereka Tak Wakili Kami

8 Agustus 2024 10:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
Warga menggelar aksi unjuk rasa menentang protes anti-imigran di London, Inggris, Rabu (7/8/2024). Foto: Chris J Ratcliffe/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Warga menggelar aksi unjuk rasa menentang protes anti-imigran di London, Inggris, Rabu (7/8/2024). Foto: Chris J Ratcliffe/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ribuan warga yang menolak aksi kerusuhan anti-imigran di berbagai kota Inggris turun ke jalan pada Rabu (7/8). Para pengunjuk rasa antirasisme dan antifasisme itu menentang kekerasan ekstrem kanan yang membuat polisi melakukan pengamanan tingkat siaga tinggi.
ADVERTISEMENT
Aksi protes itu dipicu oleh serangan terhadap masjid dan fasilitas terkait migran yang terjadi selama beberapa hari terakhir, menyusul gelombang misinformasi seputar pembunuhan tiga anak pada 29 Juli lalu.
Di Walthamstow, London timur laut, ribuan demonstran mengadakan unjuk rasa sambil membawa spanduk bertuliskan, "Hentikan ekstrem kanan".
"Jalan siapa? Jalan kita!" teriak mereka, seperti dikutip dari AFP.
"Kami tidak ingin orang-orang ini berada di jalan kami, mereka tidak mewakili kami," ungkap seorang warga Walthamstow, Sara Tresilian, kepada AFP.
Warga menggelar aksi unjuk rasa menentang protes anti-imigran di London, Inggris, Rabu (7/8/2024). Foto: Chris J Ratcliffe/REUTERS
Aksi serupa juga terjadi di kota-kota lain seperti Birmingham, Bristol, Liverpool, Sheffield, Aldershot, Southampton, dan Newcastle.
Bahkan jumlah demonstran perlawanan tampak lebih banyak dibandingkan pengunjuk rasa anti-imigran yang beberapa hari kemarin membuat kekacauan.
ADVERTISEMENT
Menteri Dalam Negeri, Yvette Cooper, mengunggah ungkapan terima kasih di media sosial untuk petugas yang bekerja keras melindungi dan mendukung masyarakat setempat.
Merespon kericuhan di penjuru Inggris, Wakil Perdana Menteri Angela Rayner menegaskan "tidak ada alasan untuk kekerasan dan kriminalitas di jalan-jalan kita".
Sementara itu, Perdana Menteri Keir Starmer memperingatkan bahwa mereka yang ingin menimbulkan kekacauan akan "menghadapi hukum yang berat."
Sebelumnya, tiga orang telah dipenjara karena peran mereka dalam kerusuhan selama seminggu terakhir.