Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Ingin Untung Malah Buntung: Cerita Para Pejudi Online yang Ingin Cuan Instan
16 Juni 2024 8:46 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
Aktivitas judi online semakin mengkhawatirkan. Bahkan menurut PPATK, 3,2 juta masyarakat Indonesia bermain judi online!
ADVERTISEMENT
Dari jumlah tersebut, hampir 80 persennya menghabiskan Rp 100 ribu dalam sehari untuk berjudi.
Mirisnya lagi, rata-rata pemain judi online tersebut didominasi oleh pelajar hingga ibu rumah tangga.
"Ada pelajar, mahasiswa, Ibu rumah tangga, dan ini yang cukup mengkhawatirkan buat kita sebagai anak bangsa," ucap Koordinator Kelompok Humas PPATK, Natsir Kongah, dalam diskusi Polemik Trijaya dengan tema Mati Melarat Karena Judi, Sabtu (15/6).
Judi online ini merambat ke mana-mana. Selain modal yang signifikan, mengurangi juga kualitas kehidupan. Natsir mencontohkan, uang yang seharusnya bisa memenuhi gizi anak, malah hangus kalah berjudi.
"Kan tentunya uang yang Rp 100 ribu tadi bisa dibelikan susu anak," kata dia.
Belum lagi masalah sosial akibat judi ini. Psikolog keluarga, Muhammad Iqbal, mengungkapkan ciri keluarga yang mulai terpapar judi online.
ADVERTISEMENT
"Mereka lebih sosial, ya, menyendiri, tidak mau bergaul, kemudian juga mereka terus meminta uang, bahkan menjual barang," kata Iqbal di diskusi yang sama.
"Kemudian mereka akhirnya juga suka marah, emosi, nah itu tentu saja harus ada rehabilitasi," tambahnya.
Berikut beberapa kisah 'buntung' akibat judi online:
Utang Numpuk, Harta Dijual
Hidup Kevin, bukan nama sebenarnya, berantakan. Kemenangan demi kemenangan yang didapatnya dari judi online bukannya untung, malah bikin buntung.
kendaraan motor dan mobil miliknya habis terjual demi berjudi. Istri dan anak pun rela ia telantarkan demi kesenangan sesaat itu.
Kevin mengungkap, pertama kali mengenal judi online sejak tahun 2020 saat masih berstatus pegawai honorer Pemkab Karawang.
Meski awalnya ogah ikut-ikutan, ia pun akhirnya ikut terjerumus berkat diajari kawan di lingkungan kerjanya.
ADVERTISEMENT
"Awalnya teman main di akun saya, pas waktu itu menang saya pun tergoda. Nyoba sekali kalah, pas kedua kali nyoba pasang Rp 100 ribu menang jadi Rp 3 juta. Itu yang bikin ketagihan," jelas Kevin.
Kemenangan yang didapat dari hasil judi, baginya merupakan kesenangan yang sulit digambarkan. Bahkan dia mengaku pernah mendapat Rp 20 juta hanya dalam semalam.
Candu terhadap judi online semakin membuatnya lupa diri. Hampir setiap hari ia bisa menghabiskan uang Rp 500 ribu demi berjudi.
Tapi bukannya untung besar, ia justru semakin sering mengalami kekalahan. Tabungannya mulai habis.
Demi membalas kekalahannya, Kevin pun mulai memberanikan diri berutang lewat pinjaman online (pinjol). Namun tetap saja sial.
Utangnya makin menumpuk. Harta berharga seperti motor dan mobil pun terpaksa dijual. Kerugiannya akibat judi online ini mencapai Rp 150 juta.
ADVERTISEMENT
Ibu Rumah Tangga
Seorang ibu rumah tangga, Lina, bukan nama sebenarnya, juga merasakan hal yang sama. Petualangan Lina berjudi online dimulai 7 bulan lalu saat melihat kawannya yang sering memamerkan kemenangan di Facebook.
Pertama kali bermain, Lina deposit Rp 50 ribu. Dari sana dia menang Rp 1,5 juta. Puluhan kali lipat dari modal awal.
Karena merasa memahami cara bermain dan kerap menang, nominal deposit yang dia transfer ke akun judi pun makin meningkat.
Kebiasaan bermain judi itu rupanya membuat Lina lupa akan kewajibannya sebagai seorang istri. Waktunya habis menatap layar handphone demi menjajal peruntungan.
"Suami benar-benar marah dan hampir pisah gara-gara kebiasaan main (judi). Uang bulanan banyak kepakai buat depo, tapi ujung-ujungnya minta lagi minta lagi," ucap Lina.
ADVERTISEMENT
Sadar kalau judi sudah merusak hidupnya, Lina pun berusaha mencoba untuk berhenti main judi online. "Pelan-pelan disetop, aku enggak mau rumah tangga rusak," kata dia.
Diceraikan Karena Judi Online
Kisah yang lebih tragis dirasakan seorang istri di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Ia menghabiskan uang miliaran rupiah untuk judi online. Uang modal usaha, dia pakai untuk berjudi.
"Setiap kali memberikan modal usaha yang diminta oleh istrinya, tidak pernah ada keuntungan, justru selalu merugi. Totalnya, si suami memberikan uang modal usaha hingga mencapai Rp 1 miliar," kata Humas Pengadilan Agama Kelas 1A Cianjur, Ahmad Rifani.
Suaminya pun memutuskan untuk menceraikan sang istri. Kasusnya ditangani oleh Pengadilan Agama Cianjur.
Ahmad menyebutkan bahwa sepanjang tahun ini ada sekitar 300 perkara perceraian akibat judi online yang masuk ke pengadilan Kelas 1A itu.
ADVERTISEMENT
"Jumlah perceraian akibat judi online memang terus meningkat. Ini menjadi fenomena baru pemicu perceraian," ujarnya.
Di Sleman Juga Terjadi
Gugatan cerai gara-gara judi online juga terjadi di Sleman. Istri menggugat suami dengan alasan kecanduan judi online.
Hal ini diungkapkan Humas Pengadilan Agama Sleman, Tukimin.
"Ada, cuma kami nggak tahu statistiknya (jumlah total). Prinsipnya ada," kata Tukimin.
Tukimin yang juga hakim mengatakan, dirinya setidaknya menangani tiga sampai empat kasus perceraian yang disebabkan judi online pada 2024 ini.
Dia menjelaskan, alasan perceraian terbanyak adalah karena nafkah. Dan salah satu penyebab nafkah berkurang adalah judi online.
"Istrinya bilang nafkahnya jarang," tuturnya.
Dana Satuan Rp 876 Juta untuk Judol
Judi online juga meracuni kesatuan. Perwira TNI di Brigif 3/Tri Sakti, Sulsel, Letda R, yang berdinas di bagian keuangan pakai uang kesatuan untuk berjudi. Dia ketahuan usai diminta untuk menyerahkan dana oleh Pasi Log Brigif 3/TBS, tapi tak kunjung dipenuhi.
ADVERTISEMENT
Akhirnya dia diperiksa dan mengakui uang sudah habis untuk bermain judi online. R kini sudah diamankan di Sel Jaga Satria Brigade.
R mengaku sudah bermain judi online sejak Agustus 2023. Awalnya bermain kecil-kecilan, namun lama-lama ketagihan, lalu akhirnya uang milik satuan terpakai. Nilainya Rp 876 juta.
Letda R mengaku akan melunasi uang satuan itu. Dibantu oleh keluarganya.
"Intinya dia sanggup dan keluarganya membantu," ujar Kapen Kostrad, Kolonel Hendhi Yustian.
Belum lagi judi online juga kadang berujung maut. Baca selengkapnya di bawah ini.