Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Ini Alasan Menkes dan Menkeu Inggris Mundur dari Pemerintahan PM Boris Johnson
6 Juli 2022 4:55 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Dua menteri Pemerintahan Inggris mundur secara bersamaan pada Selasa (5/7). Mereka adalah Menteri Kesehatan Sajid Javid dan Menteri Keuangan Inggris, Rishi Sunak.
ADVERTISEMENT
Mundurnya Javid dan Sunak dari pemerintahan PM Boris Johnson ini memicu pertanyaan. Mengapa mereka mundur?
Alasan keduanya mundur dari kursi menteri itu disebut terkait kepemimpinan Boris Johnson. Javid dan Sunak menilai, Johnson tidak mampu menyelesaikan krisis pemerintahan di Inggris.
Keduanya telah kehilangan kepercayaan terhadap Johnson setelah pemerintahannya dilanda berbagai macam skandal. Ia meragukan Johnson mampu membawa kepentingan nasional Inggris ke arah yang lebih baik.
"Saya menyesal untuk mengatakan, bagaimanapun, jelas bagi saya, bahwa situasi saat ini tidak akan berubah di bawah kepemimpinan Anda (Johnson)," tulis Javid dalam sebuah surat yang dikirim kepada PM Inggris Boris Johnson dikutip dari Reuters.
"Oleh karena itu, Anda telah kehilangan kepercayaan diri saya," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Senada dengan Javid, Sunak mundur dari jabatannya karena terlibat konflik dengan Johnson dalam masalah pengeluaran negara.
Menurut Sunak, keputusan Johnson terkait pengeluaran negara kali ini tidak bisa lagi ditoleransi.
"Bagi saya, mundur sebagai menteri ketika dunia menderita akibat pandemi, perang di Ukraina dan tantangan serius lainnya adalah keputusan yang saya buat. Tidak bisa dianggap enteng," kata Sunak.
"Publik berhak untuk berharap pemerintah bisa melakukan hal yang benar, kompeten dan serius. Saya menyadari ini mungkin pekerjaan menteri terakhir saya, tapi saya percaya standar ini layak diperjuangkan dan itulah sebabnya saya mengundurkan diri," lanjut dia.
Pemerintahan Johnson sebelumnya berada di ujung tanduk dan harus menjalani voting mosi tidak percaya di parlemen pada awal Juni. Beruntung, Johnson memenangkan mosi tidak percaya pada Senin (6/6) dengan perolehan suara 211-148.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, tekanan besar dari Partai Konservatif telah merusak reputasi politik Johnson.
Kritikus dan pengamat politik Inggris menyebut, mosi tidak percaya itu merupakan bukti kekuasaan Johnson telah diremehkan dan dia tinggal menghitung harinya di Downing Street.
Johnson kini harus meyakinkan sekutu seniornya di pemerintahan bahwa ia dapat mengatasi keraguan terhadap kepemimpinannya.