Inspeksi Rudal Korut, Kim Jong-un Akui Siap Perang

15 Mei 2024 10:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengawasi peluncuran rudal di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara, dalam foto tak bertanggal yang dirilis pada 10 Oktober 2022. Foto: KCNA via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengawasi peluncuran rudal di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara, dalam foto tak bertanggal yang dirilis pada 10 Oktober 2022. Foto: KCNA via REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, menyerukan perubahan penting dalam persiapan perang. Hal tersebut dilaporkan media pemerintah Korut pada Rabu (15/5).
ADVERTISEMENT
Pernyataan Kim disampaikan saat menginspeksi sistem rudal taktis Korut. Secara pribadi Kim ingin mencapai target produksi pada sistem persenjataan Korut.
Selasa (14/5), saat melakukan inspeksi terhadap sistem senjata rudal taktis, Kim mengungkapkan kepuasannya atas hasil produksi yang dicapai oleh perusahaan industri pertahanan tahun ini.
“Secara khusus menekankan perlunya membawa perubahan penting dalam persiapan perang KPA (Korean's People Army) dengan melaksanakan rencana produksi amunisi pada 2024 tanpa gagal,” tambahnya, seperti dikutip dari AFP.
Peluncur rudal yang diproduksi sepanjang tahun ini ditujukan untuk unit militer di bagian barat Korut.
Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Vostochny Cosmodrome di Rusia, Rabu (13/9/2023). Foto: Sputnik/Vladimir Smirnov/Reuters
Baru-baru ini, negara yang sebagian besar terisolasi itu memperkuat hubungan militer dengan Rusia.
Pyongyang pada April lalu berterima kasih kepada Moskow karena menggunakan Dewan Keamanan PBB untuk memblokir pembaruan panel ahli PBB yang memantau sanksi senjata internasional terhadap rezim Kim.
ADVERTISEMENT
Korea Selatan dan Amerika Serikat menuduh Korut memasok senjata ke Rusia, meskipun sanksi PBB melarang tindakan tersebut.
Hubungan antar-Korea berada pada titik terendah dalam beberapa tahun terakhir. Pyongyang bahkan menyatakan Korsel sebagai musuh utama dan telah membubarkan lembaga-lembaga yang berdedikasi pada reunifikasi serta mengancam perang atas pelanggaran teritorial.