Intelijen Indonesia Pantau 3 WNI yang Disandera Abu Sayyaf

17 Desember 2019 19:59 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkopolhukam Mahfud MD dikantornya, Senin (16/12). Foto: Apriliandika Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menkopolhukam Mahfud MD dikantornya, Senin (16/12). Foto: Apriliandika Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
Menko Polhukam Mahfud MD memastikan Indonesia akan segera menemukan solusi dan langkah terbaik untuk membebaskan tiga WNI yang disandera oleh kelompok bersenjata Abu Sayyaf. Ketiga WNI tersebut sempat muncul dalam video dan meminta pemerintah menebus mereka.
ADVERTISEMENT
Upaya pembebasan itu, menurut Mahfud dipastikan tak akan mengganggu apalagi mempengaruhi hubungan baik antara kedua negara.
Hal itu disampaikan Mahfud usai memimpin Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) menteri di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat.
"Kita akan melakukan langkah-langkah selanjutnya atau melanjutkan langkah-langkah yang sudah diambil selama ini untuk tetap berusaha membebaskan tersandera tanpa korban jiwa dan tanpa menodai kedaulatan negara kita maupun kedaulatan negara-negara yang bersangkutan," ujar Mahfud dikantornya, Selasa (17/12).
Disinggung terkait kondisi para sandera saat ini, Mahfud tak banyak merinci. Ia hanya memastikan kondisi ketiganya masih terus dipantau setiap harinya oleh intel yang diutus oleh negara kerjasama dengan instansi terkait.
"Mereka tetap dalam penyanderaan dan tetap dalam juga pengintaian intel-intel kita. Pokoknya kita selamatkanlah dulu," ucap Mahfud.
ADVERTISEMENT
"Komunikasi jalan, diplomasi antara Kemenlu dengan Filipina jalan, presiden dengan presiden udah juga pernah menyinggung itu," sambungnya.
Terkait langkah pembebasan apa yang akan ditempuh untuk membebaskan ketiga WNI tersebut, Mahfud enggan merinci. Namun ia memastikan negara akan berusaha semaksimal mungkin untuk membebaskan ketiganya.
Kelompok Abu Sayyaf. Foto: AFP/REVOLI CORTEZ
"Pokoknya kami sudah kompak sudah punya solusi langkah-langkah yang dengan berbagai tahapannya gitu. Pokoknya kita akan menyelamatkan karena negara harus bertanggung jawab atas keselamatan warganya," kata Mahfud.
Sebelumnya, ketiga nelayan bernama Maharudin Lunani (48), putranya Muhammad Farhan (27), dan seorang lainnya, Samiun Maneu (27), muncul dalam video penyanderaan Abu Sayyaf. Mereka diculik kelompok separatis Abu Sayyaf di dekat pulau Tambisan, Malaysia, pada September.
Dalam video tersebut, ketiganya meminta tolong pemerintah Indonesia untuk membebaskan mereka dengan membayar tebusan 30 juta peso, atau lebih dari Rp 8 miliar.
ADVERTISEMENT
Abu Sayyaf adalah kelompok teroris di selatan Filipina yang berbaiat kepada ISIS. Pemerintah Duterte telah bekerja keras untuk memberantas kelompok yang kerap menculik untuk meminta tebusan ini.
Kelompok ini juga menebar teror dengan serangan dan pengeboman bunuh diri. Salah satunya pada Januari lalu di gereja kota Jolo yang menewaskan 20 orang dan melukai lebih dari 100 lainnya.