Investigasi Kapal Tanker Iran dan Panama Masih Menunggu Penerjemah Bahasa Parsi

27 Januari 2021 18:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dua kapal dua kapal berjenis motor tanker (MT) berbendera asing diamankan Badan Keamanan Laut (Bakamla) di perairan Pontianak, Kalimantan Barat, Minggu (24/1). Foto: Iggoy el Fitra/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Dua kapal dua kapal berjenis motor tanker (MT) berbendera asing diamankan Badan Keamanan Laut (Bakamla) di perairan Pontianak, Kalimantan Barat, Minggu (24/1). Foto: Iggoy el Fitra/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Tim investigasi Bakamla yang ditugasi untuk menyelidiki dugaan pelanggaran supertanker Iran, MT Horse, dan supertanker berbendera Panama yang dioperasikan China, MT Freya, terkendala bahasa. Meski telah ditahan, proses investigasi belum berjalan secara maksimal.
ADVERTISEMENT
MT Freya berisi 25 ABK dari China, sedangkan MT Horse berisi 36 ABK Iran. Untuk memeriksa ABK Iran diperlukan translator bahasa Persia atau Parsi.
"Betul (belum ada hasil investigasi), karena juga diperlukan translator bahasa Parsi. Harus mendatangkan dari Jakarta untuk keperluan kelancaran," kata Kabaghumas Bakamla Kolonel Wisnu Pramandita kepada wartawan, Rabu (27/1).
Bakamla RI Amankan Dua Kapal Tanker Berbendera Asing. Foto: Dok. Bakamla
Selain bahasa, tim investigasi yang terdiri dari Bakamla, Kemenhub, Kemenkeu, Kemenlu dan beberapa pihak lainnya ini juga masih berurusan dengan pemberkasan. Mereka wajib memenuhi semua prosedur, sebelum memeriksa intensif para awak kapal tersebut.
"Dokumen yang harus disiapkan cukup banyak, apalagi jenis pelanggarannya juga beragam. Setiap pelanggaran tentu membutuhkan dokumen tersendiri termasuk ini 2 kapal jadi rangkap," kata Wisnu.
ADVERTISEMENT
Tim juga akan melakukan tes swab terhadap anak buah kapal (ABK) esok hari. Hal tersebut merupakan prosedur umum yang kini tengah berlaku.
"Kemungkinan juga akan dilaksanakan cek swab besok untuk ABK, prosedurnya demikian," tutup Wisnu.
Untuk diketahui, kedua kapal itu diamankan di kawasan perairan Indonesia di sekitar Pontianak, Kalimantan Barat. Hari ini, kedua kapal tersebut sudah lego jangkar di perairan Batam setelah dipergoki pada Minggu (24/1).