Iptu Tomi, Polisi di Papua, Hilang: Istri Ungkap Kejanggalan

17 Maret 2025 16:30 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi III DPR RI bersama istri mantan Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, Iptu Tomi Samuel Marbun, di gedung parlemen, Jakarta, pada Senin (17/3/2025). Foto: Abid Raihan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi III DPR RI bersama istri mantan Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, Iptu Tomi Samuel Marbun, di gedung parlemen, Jakarta, pada Senin (17/3/2025). Foto: Abid Raihan/kumparan
ADVERTISEMENT
Tangis Ria Tarigan, istri Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, Iptu Tomi Samuel Marbun, pecah kala menceritakan kronologi hilangnya sang suami saat operasi menumpas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pada 18 Desember 2024. Ria memberikan kesaksian ini di hadapan anggota Komisi III DPR RI.
ADVERTISEMENT
“Sedikit bercerita kronologi yang saya alami, dari sebelum, setelah itu saya mendapatkan, mendapatkan kabar suami saya sudah kejadian, selanjutnya sampai pencarian yang tidak membuahkan hasil,” ujarnya dengan air mata berlinang, Senin (17/3).
Menurut Ria, cerita hilangnya sang suami terus berubah-ubah versi polisi. Selain itu, ia menemukan banyak kejanggalan selama proses pencarian.

Istri Sampaikan Banyak Kejanggalan

Ria Tarigan, istri Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, Iptu Tomi Samuel Marbun, yang hilang saat bertugas di Papua. Foto: YouTube/ TVR Parlemen
Versi pertama, menurut Wakapolres Teluk Bintuni, Kompol Ade Luther Far-Far, sebuah longboat yang ditumpangi Tomi saat bertugas itu terbalik di sungai.
“Bapak Wakapolres dan Ibu Wakapolres datang ke rumah saya sekitar jam 01.30 siang menginfo kalau suami saya longboat-nya terbalik. Terus saya tanya siapa yang lihat?” cerita Ria.
“Terus dia bilang, Bapak Waka bilang, ‘Dek informasinya belum jelas tapi katanya tim yang sudah, di longboat yang satunya mereka lihat perahu, perahunya Tomi terbalik tapi orangnya nggak ada. Itu informasi yang saya dapat,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Versi kedua dari cerita hilangnya Tomi adalah ia jatuh dari longboat namun tak ada yang sadar. Cerita ini diberikan oleh mantan Kapolres Teluk Bintuni, AKBP Choiruddin Wachid ke Ria.
“Si Tomi ini duduk di belakang longboat, duduk di paling belakang, terus mungkin dia salah pijak atau bagaimana akhirnya dia tergelincir, dan tidak ada yang melihat,” ucap Ria menirukan ucapan kapolres.
“Tanggal 18 itu sampai malam tidak ada pencarian,” tuturnya.
Versi terakhir disampaikan oleh Kanit Resmob Polres Teluk Bintuni, Brigpol Roland Manggaprouw, yang ikut dalam operasi tersebut. Katanya, Tomi hanyut terbawa arus sungai dan tidak dapat ditolong.
Awalnya, para personel ingin mencoba menyeberangi sungai. Roland berenang untuk mengecek keadaan arus. Namun, ternyata tidak aman dan mereka pun berjalan lagi ke dalam hutan.
ADVERTISEMENT
Baru beberapa meter, tiba-tiba tim mendengar sebuah suara dari arah sungai kembali.
“Di situ dia dengar bahwa ada suara dari arah sungai teriakan dua kali. Akhirnya mereka lari kembali ke arah sungai pas mereka kembali ke arah sungai. Ternyata, Pak Roland bilang, dia melihat suami saya berdiri di satu tandusan yang airnya setinggi lutut,” ujar Ria.
“Penjelasan Pak Roland dia mau menolong, dia mau berenang ke arah sana, tapi mukanya tertumbuk kayu yang membuat dia pusing sehingga tidak sampai ke titik suami saya,” sambung Ria.

Sewa Heli SAR Pakai Uang Pribadi

Pencarian pun dimulai sehari setelah hilangnya Tomi atau pada 19 Desember 2024. Namun, dari situ sudah mulai terjadi kejanggalan.
ADVERTISEMENT
Mulai dari helikopter disewa keluarga menggunakan uang pribadi, para anggota dilarang menceritakan kronologi kejadian ke keluarga Tomi, hingga para istri anggota yang mengunggah ucapan semangat ke Ria di media sosial akan mendapatkan ancaman suaminya dimutasi.
Namun, ada satu kejanggalan yang ia temukan dari kisah Roland.
“Terus saya lihat karena penyampaian dia kan dia mau menolong suami saya tapi mukanya tertumbuk kayu. Kalau begitu kan minimal pasti ada bekasnya. Harus kayu besar dong yang buat kita pusing sampai tidak bisa melakukan pertolongan?” ujar Ria.
“Saya lihat mukanya, saya perhatikan. Di situ saya tidak dapat tanda lecet atau memar sedikit pun,” sambungnya.
Tomi masih tidak ditemukan sampai pencarian tahap pertama usai. Bahkan, hingga saat ini keberadaan Tomi masih menjadi tanda tanya.
ADVERTISEMENT
Bila sampai tanggal 19 Desember 2025 ia masih belum ditemukan, maka statusnya akan ditetapkan 'hilang saat bertugas' oleh Polda Papua Barat.
“Saya sempat tanya statusnya apa ya Pak (Kapolda) kalau seperti itu? Dia bilang ‘hilang dalam tugas’. Tapi kan kalau seperti itu saya kan punya anak kecil, kalau hilang dalam tugas saja seperti itu bagaimana saya harus jelasin apa?” tangis Ria kembali pecah.
“Kalau saya mau bilang suami saya sudah almarhum bagaimana saya mau tunjukin ke anak saya makam bapaknya di mana tidak ada, kejelasan kan kalo cuman dari dinas menyatakan hilang dalam tugas seperti itu,” ujar dia.
Kapolda Papua Barat, Irjen Johnny Eddizon Isir, turut dihadirkan melalui zoom dalam rapat ini. Ia pun menyangkal adanya sabotase dalam pencarian Iptu Tomi.
ADVERTISEMENT
“Pertama, terkait dengan informasi yang tidak akurat, berbeda-beda, atau terdengar disembunyikan. Dalam hal ini kami menepis adanya sabotase,” jelas Johnny.
“Jadi tidak ada kemudian sabotase, tidak ada pak. Ini yang pertama, yang harus ditegaskan, saya sampaikan untuk menepis setiap tanggapan dugaan asumsi atau persepsi terkait dengan sabotase,” sambungnya.

Minta Kapolri Bentuk Tim Pencarian

Sementara, Komisi III DPR RI meminta Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo Segera, membentuk tim pencari fakta dalam kasus ini.
Berikut kesimpulan lengkap rapat tersebut:
ADVERTISEMENT