Iran Diduga Hack Dokumen Kampanye Trump & Kamala, FBI Lakukan Investigasi

13 Agustus 2024 13:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Presiden Iran, Ayatulloh Ali Khamenei. Foto: Reuters, AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Presiden Iran, Ayatulloh Ali Khamenei. Foto: Reuters, AFP
ADVERTISEMENT
Tim kampanye, Donald Trump, mengeklaim bahwa dokumen-dokumen sensitif mereka telah diretas oleh pihak yang diduga berasal dari Iran.
ADVERTISEMENT
Klaim ini muncul pada Sabtu (10/8), sehari setelah Microsoft merilis laporan tentang campur tangan agen asing dalam pemilu AS 2024.
Dalam laporannya, Microsoft mengungkap adanya upaya dari unit intelijen militer Iran yang menggunakan teknik "spear-phishing" untuk membobol akun email mantan penasihat senior dan mengirim pesan ke pejabat tinggi kampanye presiden.
Namun, tim kampanye Trump belum memberikan bukti konkret terkait keterlibatan Iran dalam insiden tersebut.
Menanggapi hal ini, FBI mengonfirmasi sedang menyelidiki dugaan pencurian dokumen sensitif dari tim kampanye Trump. Tidak hanya itu, mereka juga menyelidiki upaya peretasan terhadap tim kampanye Wakil Presiden Kamala Harris, yang juga diduga dilakukan oleh Iran.
"Dapat kami konfirmasi bahwa FBI sedang menyelidiki masalah ini," kata pihak FBI dalam pernyataan singkat, seperti dikutip dari AP.
ADVERTISEMENT
Menurut dua sumber yang mengetahui kasus ini, tim kampanye Biden-Harris juga menjadi target dari dugaan serangan siber oleh Iran. Meski begitu, belum ada bukti yang menunjukkan bahwa upaya peretasan tersebut berhasil.
Laporan Politico menyebutkan bahwa mereka mulai menerima email anonim pada 22 Juli dari akun AOL bernama "Robert," yang mengirimkan berkas penelitian yang diduga milik tim kampanye Trump mengenai calon wakil presiden dari Partai Republik, JD Vance. Dokumen tersebut bertanggal 23 Februari, jauh sebelum Trump mengumumkan Vance sebagai pasangan resminya.
"Dokumen-dokumen ini diperoleh secara ilegal dan dimaksudkan untuk mengganggu pemilu 2024 serta menimbulkan kekacauan dalam proses demokrasi kita," ujar juru bicara tim kampanye Trump, Steven Cheung.
Kolase foto calon presiden Partai Republik 2024 Donald Trump (kanan) dan Wakil Presiden AS Kamala Harris. Foto: Brendan SMIALOWSKI dan Patrick T. Fallon / AFP
Di sisi lain, tim kampanye Harris menegaskan bahwa mereka selalu waspada dalam melindungi diri dari ancaman siber.
ADVERTISEMENT
"Kami tidak mengetahui adanya pelanggaran keamanan pada sistem kami," kata perwakilan tim kampanye Harris yang enggan membahas lebih lanjut apakah ada upaya peretasan yang mereka temukan.
Sementara itu, Misi Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan tegas membantah tuduhan yang dilontarkan oleh tim kampanye Trump.
Meski demikian, Iran telah lama dicurigai melakukan kampanye peretasan yang menargetkan musuh-musuhnya, termasuk di wilayah Timur Tengah.
Microsoft juga menyatakan bahwa upaya pengaruh jahat terkait pemilu AS 2024 yang dilakukan oleh Iran telah meningkat dalam enam bulan terakhir.
"Operasi Iran cenderung muncul di akhir musim pemilu dan menggunakan serangan siber yang lebih diarahkan pada pelaksanaan pemilu daripada memengaruhi pemilih," jelas laporan tersebut.
Dengan meningkatnya aktivitas ini, Microsoft memperingatkan bahwa baik Iran maupun Rusia kemungkinan besar akan terlibat dalam upaya memengaruhi pemilu AS 2024.
ADVERTISEMENT