Iran Tolak Permintaan Barat Batalkan Serangan Balas Dendam ke Israel

13 Agustus 2024 16:32 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Orang-orang mengangkat bendera Palestina dan potret pemimpin Hamas yang terbunuh, Ismail Haniyeh, dalam sebuah unjuk rasa di Universitas Teheran, di ibu kota Iran, Teheran, pada 31 Juli 2024. Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Orang-orang mengangkat bendera Palestina dan potret pemimpin Hamas yang terbunuh, Ismail Haniyeh, dalam sebuah unjuk rasa di Universitas Teheran, di ibu kota Iran, Teheran, pada 31 Juli 2024. Foto: AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Iran menolak menghentikan ancamannya untuk membalas kematian Ismail Haniyeh ke Israel. Pemimpin politik Hamas itu tewas dibunuh di Iran bulan lalu.
ADVERTISEMENT
"Deklarasi dari Prancis, Jerman, dan Inggris tidak keberatan terhadap kejahatan internasional rezim Zionis, dan meminta Iran tak mengambil aksi pencegahan terhadap integritas kedaulatan dan integritas," kata jubir Kemlu Iran Nasse Kanani, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (13/8).
"Permintaan semacam itu hilang logika politik, dan bertentangan dengan prinsip hukum internasional serta merupakan dukungan praktis dan publik untuk Israel," sambung dia.
Iran dan Hamas menuduh Israel sebagai otak dari terbunuhnya Haniyeh. Sebelum terbunuh, Haniyeh berada di Iran
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia Jusuf Kalla menghadiri pemakaman pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Doha, Qatar, Jumat (2/8/2024). Foto: Dok. Tim Media JK
untuk menghadiri pelantikan Presiden Masoud Pezeshkian.
Sampai saat ini Israel bungkam atas tuduhan Iran dan Hamas. Akan tetapi, Iran menegaskan akan membalas kematian Haniyeh.
Atas dasar itu, Amerika Serikat berserta sekutu Barat meminta Iran mengurungkan niat balas dendam.
ADVERTISEMENT
"Kami serukan kepada Iran untuk tidak melanjutkan ancaman serangan militer terhadap Israel dan mendiskusikan konsekuensi serius terhadap keamanan regional jika serangan seperti ini terjadi," kata pernyataan bersama Inggris, Prancis, Jerman Italia, dan AS.