Istri Kim Jong Un Kembali Muncul ke Publik

13 Juli 2017 10:21 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kim Jong Un bersama Istrinya  Ri sol ju (Foto: kindermalvorlagen.org)
zoom-in-whitePerbesar
Kim Jong Un bersama Istrinya Ri sol ju (Foto: kindermalvorlagen.org)
ADVERTISEMENT
Istri Kim Jong Un kembali muncul setelah empat bulan tidak pernah terlihat oleh publik. Sempat muncul berbagai rumor terkait "hilangnya" istri pemimpin Korea Utara itu.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari The Independent, Rabu (12/7), Ri Sol Ju tertangkap kamera tengah duduk bersama Kim Jong Un dalam acara makan malam kenegaraan untuk merayakan keberhasilan uji rudal balistik antarbenua.
Ini adalah kemunculah Ri Sol Ju pertama sejak awal Maret lalu. Dalam dua tahun terakhir, kemunculannya mulai jarang, hanya sesekali terlihat media. Rumor berkembang, mengatakan dia hamil atau punya masalah rumah tangga.
Namun dalam foto terbaru pekan ini, Ri yang diyakini menikah dengan Kim pada 2009, terlihat bercengkerama dengan suaminya dan para tamu yang terdiri dari ilmuwan dan para ahli teknologi pertahanan.
Kim Jong Un bersama Istrinya  Ri sol ju (Foto: kindermalvorlagen.org)
zoom-in-whitePerbesar
Kim Jong Un bersama Istrinya Ri sol ju (Foto: kindermalvorlagen.org)
Kantor berita Korea Selatan pada 2016 mencatat kehadiran Ri muncul ke publik. Pada 2012 dia 18 kali tertangkap kamera, pada 2013 muncul 22 kali, dan 2014 sebanyak 15 kali. Kemunculannya terus menurun, tahun 2015 hanya 7 kali dan Tahun 2016 sebanyak tiga kali.
ADVERTISEMENT
Namun kehadiran Ri di samping pemimpin Korut adalah pemandangan yang tidak biasa. Pasalnya pemimpin sebelumnya Kim Jong Il tidak pernah terlihat bersama istrinya, padahal dia diduga punya empat istri.
Selain rumor hamil dan keretakan rumah tangga, sempat muncul juga spekulasi Ri tewas akibat dieksekusi rezim Kim.
Kim Jong Un dikenal tidak pandang bulu dalam menghabisi nyawa seseorang. Pada tahun 2013, dia mengeksekusi mati pamannya sendiri Jang Song Thaek karena dianggap mengancam pemerintahannya.