ITB Investigasi Kasus Mahasiswa Meninggal Dunia saat Uji Coba Pesawat Tanpa Awak

8 Juni 2023 20:45 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kampus ITB. Foto: ardiwebs/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kampus ITB. Foto: ardiwebs/Shutterstock
ADVERTISEMENT
ITB akan melakukan investigasi terkait tewasnya Mahasiswa Teknik Mesin ITB angkatan 2021, Muhammad Rasyid Ghifary atau dikenal Fary. Ia meninggal dunia saat uji coba penerbangan pesawat tanpa awak bersama UKM Aksantara di Lanud Sulaiman, Bandung, pada Selasa (6/6).
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB, Naomi Haswanto. Ia juga menyatakan bahwa Rektor ITB dan jajaran mengucapkan belasungkawa yang mendalam atas meninggalnya Fary. ITB dan jajaran Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB juga memberi dana santunan kepada keluarga korban.
Terkait investigasi Naomi mengatakan akan dilakukan FTMD dan dosen pembimbing dari UKM Aksantara.
"Investigasi dilakukan dosen pembimbing UKM Aksantara dan dosen dari FTMD," kata dia melalui keterangan yang diterima pada Kamis (8/6).
Sejauh ini, Naomi menyebut pihak ITB belum berencana untuk membekukan UKM Aksantara. Namun demikian, pihak ITB mengimbau agar mahasiswanya dapat lebih berhati-hati ketika beraktivitas.
UKM Aksantara merupakan unit kegiatan yang bergerak di bidang robotika terbang atau biasa disebut dengan Unmanned Aerial Vehicle/Drone (UAV). Unit kegiatan itu telah banyak mengukir prestasi pada kejuaraan kontes robot terbang hingga tingkat internasional.
ADVERTISEMENT
"Hingga saat ini belum ada kabar bahwa UKM Aksantara akan dibekukan," ucap dia.

Fary Meninggal Dunia saat Uji Coba Pesawat Tanpa Awak

Tangkapan layar ucapan belasungkawa untuk mahasiswa ITB, Muhammad Rasyid Ghifary. Foto: Dok. Istimewa
Naomi kemudian memberi penjelasan soal peristiwa itu. Menurut dia, peristiwa itu bermula ketika Fary bersama rekan-rekannya hendak melakukan uji coba pesawat tanpa awak. Adapun kegiatan itu merupakan salah satu bagian dari persiapan Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI).
Lalu, sekitar pukul 17.15 WIB hingga 17.20 WIB, Fary bersama rekannya menyiapkan alat pelontar. Alat pelontar tersebut terdiri dari karet elastis besar yang disangkutkan pada sebuah pasak besi besar. Berulang kali percobaan dilakukan tapi tak kunjung berhasil. Pasak lalu dipindahkan.
"Usai beberapa kali percobaan, mereka belum berhasil memasangnya, sehingga perlu dipindahkan tempat pasaknya," papar dia.
ADVERTISEMENT
Ketika itu, menurut Naomi, kondisi tanah sedang berlumpur karena hujan sehingga pasak tak dapat ditahan dengan baik oleh tanah. Saat ditarik, pasak kemudian terlontar dan mengenai tepat di bagian rahang bawah kanan Fary. Fary sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan tapi nyawanya tidak tertolong.
"Kondisi tanah tempat pasak dipindahkan rupanya berlumpur dan tak cukup kuat untuk menahannya, sehingga pasak itu terlontar dan mengenai Fary di bagian rahang bawah kanannya," kata dia.