Jacob Blake Ungkap Penderitaan usai Ditembak Polisi: Makan dan Tidur Sakit

7 September 2020 9:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pengunjuk rasa berunjuk rasa di dekat kantor Polisi 1 Minneapolis untuk menentang kebrutalan polis terhadap Jacob Blake dan rasisme pada 24 Agustus 2020 di Minneapolis, Minnesota. Foto: Kerem Yucel / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Para pengunjuk rasa berunjuk rasa di dekat kantor Polisi 1 Minneapolis untuk menentang kebrutalan polis terhadap Jacob Blake dan rasisme pada 24 Agustus 2020 di Minneapolis, Minnesota. Foto: Kerem Yucel / AFP
ADVERTISEMENT
Pria kulit hitam yang jadi korban kekerasan polisi Amerika Serikat, Jacob Blake, akhirnya buka suara atas peristiwa berdarah yang menimpanya.
ADVERTISEMENT
Blake adalah warga Kenosha, Wisconsin, yang ditembak berulang kali oleh polisi pada Agustus lalu. Insiden itu memicu protes besar di Kenosha selama berhari-hari Kenosha dan beberapa wilayah di Amerika serikat.
Dalam sebuah video yang diposting oleh pengacara Ben Crump di twitter, Blake mengaku kejadian itu membuatnya terus menderita karena menahan rasa sakit. Tembakan kepolisian mengakibatkan Blake lumpuh total.
"Punggung saya dijahit, perut saya dijahit," kata Blake yang berbicara di tempat tidur di ruang perawatannya, seperti dikutip dari Reuters.
"Bernafas sakit, tidur sakit, pindah gerakan sakit, makan pun sakit," sambung dia.
Insiden terhadap Blake merupakan pemicu kembalinya protes besar terhadap rasialisme dan kebrutalan polisi di AS.
Aksi demo awalnya dipicu tewasnya pria kulit hitam George Floyd pada Mei lalu. Floyd kehilangan nyawa lantaran lehernya ditindih oleh lutut seorang polisi kulit putih.
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini, demo masih terjadi di beberapa wilayah di Amerika Serikat. Yang teranyar terjadi di Rochester, New York, akhir pekan lalu.
Polisi bahkan terpaksa menembakkan gas air mata untuk membubarkan ribuan pendukung gerakan Black Lives Matter.