Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Sejak siang tadi beredar kabar hoaks yang menyebut anggota Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) sekaligus jubir Anies Baswedan, Sudirman Said , yang mengkritik Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Ketum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Sudirman Said membantah tegas kabar hoaks tersebut.
ADVERTISEMENT
Awalnya, beberapa media menuliskan kutipan Sudirman Said yang mengkritik SBY dan AHY. Belakangan diketahui, pernyataan yang menyebar dan dikutip beberapa media tersebut bukan pernyataan dari Sudirman.
Jubir Capres Anies Baswedan itu menegaskan, dalam beberapa waktu belakangan ini dia tidak diwawancara oleh media, kecuali hadir sebagai narasumber di program Info A1 kumparan pada Jumat (1/9). Sehingga menjadi pertanyaan, dari mana statement hoaks yang dikirim ke beberapa media itu berasal?
"Hari ini beredar berita dan posting di sejumlah kanal media sosial, yang seolah-olah merupakan pernyataan saya mengkritik Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan menilai kapasitas Mas AHY. Judul beritanya provokatif dan diksinya amat fulgar," tulis Sudirman dalam keterangannya, Sabtu (2/9).
"Dengan demikian berita yang memuat pernyataan saya sebagaimana di atas adalah HOAX," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Secara garis besar, ada dua tajuk utama yang mencatut nama Sudirman Said. Pertama adalah, "sikap emosional SBY ke Anies" sedangkan yang kedua menuding "AHY hanya Mayor TNI, karbitan, dan belum matang."
Dua judul besar itu, awalnya muncul dan kemudian ramai diperbincangkan di sosial media, terutama twitter. Namun, banyak yang meragukan Sudirman Said mengeluarkan statement seperti yang dikutip beberapa media.
Ia menyayangkan mengapa kabar hoaks tersebut bisa tersebar. Ia juga sudah melayangkan protes kepada media-media yang menayangkan kabar hoaks tersebut dan meminta agar berita itu segera dihapus.
"[Sekarang] semua media sudah melakukannya dan mengambil tindakan saksi internal kepada jurnalis yang menuliskan berita itu," tutup Sudirman.