Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Pendiri Gojek Nadiem Makarim resmi menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Kabinet Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. Nadiem telah mengikuti pelantikan menteri di Istana Negara serta telah serah terima jabatan dari Muhadjir Effendy di gedung Kemendikbud, Rabu (23/10).
ADVERTISEMENT
Usai prosesi serah terima jabatan di Kemendikbud, Nadiem menyatakan tidak memiliki program spesifik 100 hari ke depan. Dalam rentang waktu itu, ia akan belajar dan lebih banyak mendengarkan.
Kendati masih meraba-raba, Nadiem mengatakan teknologi akan menjadi fokusnya dalam memimpin Kemendikbud. Hal ini sesuai dengan kesan pria 35 tahun ini sebagai perwakilan milenial.
“Karena saya milenial dan background-nya teknologi, sudah pasti perubahan yang terjadi ke sana. Dalam bentuk apanya kita belum pasti. Yang terpenting kita ini mulai bukan dengan aksi, tapi belajar dulu,” ujar Nadiem usai acara serah terima jabatan.
Terkait dengan kebudayaan, ia juga belum bisa menggambarkan terobosan seperti apa yang akan dilakukan. Mantan CEO Gojek hanya menyatakan inovasinya tidak akan jauh-jauh dari teknologi.
ADVERTISEMENT
Ia menilai hal itu juga sesuai dengan arahan yang diberikan Jokowi, yakni relevansi antara pendidikan dengan bidang industri.
“Kita ingin memfokuskan kepada manusia yang keluar dari sistem pendidikan seperti apa. Satu harus berkarakter, merupakan suatu sistem pendidikan berdasarkan kompetensi, bukan hanya informasi saja,” jelas Nadiem.
“Yang kedua harus (ada) relevansi, Presiden selalu bilang link and match antara industri dan institusi pendidikan,” sambungnya.
Visi itu, katanya, akan berusaha dicapai dengan menerapkan prinsip gotong royong dan kolaborasi.
“Salah satu prinsip utama yaitu gotong royong dan kolaborasi. Enggak bisa kita lakukan ini sendirian, harus ada gotong royong pusat dan daerah, orang tua, guru, murid, semua harus gotong royong menciptakan institusi dan kualitas pendidikan yang lebih baik,” tutur lulusan sekolah ekonomi Harvard, AS, ini.
ADVERTISEMENT