Jadi Pemateri di Kongres NasDem, Emil Bahas Syarat Jadi Negara Adidaya

10 November 2019 12:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjadi pembicara dalam acara 'Flagship Program Economic Leadership for Regional Government Leaders angkatan V tahun 2019' di Bank Indonesia Institute, Jakarta, Kamis (31/10/2019). Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjadi pembicara dalam acara 'Flagship Program Economic Leadership for Regional Government Leaders angkatan V tahun 2019' di Bank Indonesia Institute, Jakarta, Kamis (31/10/2019). Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
ADVERTISEMENT
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan materi dalam lokakarya dengan para anggota DPRD Kota dan Kabupaten se-Indonesia dari Partai Nasdem. Acara ini merupakan bagian dari rankaian Kongres ke-2 NasDem dan HUT ke-8 NasDem. Emil merupakan Gubernur Jabar yang diusung NasDem di Pilgub 2018.
ADVERTISEMENT
Dalam acara itu pria yang akrab disapa Kang Emil ini, memberi materi tentang pembangunan Sumber Daya Manusia menuju Indonesia 2045. Emil menyebutkan Indonesia bisa menjadi negara adidaya dan besar pada 2045.
Ada tiga syarat untuk menjadikan Indonesia jadi negara adidaya di 2045. Menurut dia, 1 dari 3 syarat itu merupakan tugas dari para kader NasDem yang berada di parlemen.
"Pertama ekonomi kita harus dijaga seperti hari ini jangan turun lagi, 5%. Maka itu dukung program pemerintah membangun jalan-jalan, infrastruktur. Dukung program-program yang inklusif ekonominya dengan digital," kata Emil dalam acara yang merupakan bagian dari Kongres dan HUT Partai Nasdem di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (10/11).
Ia kemudian mencontohkan perkembangan digital di Indramayu. Menurutnya seorang peternak lele kini bisa memberikan makan ternaknya hanya melalui handphone. Hal ini mampu meningkatkan penghasilannya dari semula setahun dua kali panen, kini menjadi empat kali panen dalam setahun.
Ridwan Kamil di kongres NasDem di Ji Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (10/11). Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
Emil menekankan, untuk menghasilkan generasi yang unggul dan kompetitif, generasi berikutnya perlu menguasai dua macam hal yakni dunia digital dan Bahasa Inggris.
ADVERTISEMENT
Bukan tanpa sebab RK menyebut hal itu. Pasalnya ia baru saja mendap kritikan dari asosiasi investor Vietnam. Menurut mereka orang Indonesia banyak yang tidak hisa Bahasa Inggris sehingga sulit untuk berkembang.
"Skill Bahasa Inggrisnya orang Indonesia agak kurang. Sehingga untuk diajak lari di level globalnya agak susah. Maka Ini harus dilatih," kata Emil.
Hal itu diingatkan RK agar kualitas SDM di Indonesia bisa meningkat. Saat ini sebanyak 70% warga Indonesia dalam 30 tahun ke depan masih dalam usia kerja.
"Bayangkan dari 300 juta di tahun itu, 200 jutanya sedang sibuk ngoprek mesin, sibuk gambar dan sibuk kerja digital di sawah di mana itu imajinasinya kira-kira begitu," kata Emil.
Ridwan Kamil di DPP Partai Nasdem Foto: Intan Alfitry Novian/kumparan
"Maka itu tolong kebijakan-kebijakan di daerah RPJMD-nya, program-program RKPD perbanyak fokus ke SDM. Perbaiki SMK kita yang jadul. Saya sedang bikin kebijakan tahun depan semua pabrik yang datang ke Jabar harus sediakan kelas untuk melatiklh vokasi anak lokal di pabrik masing-masing," kata Emil.
ADVERTISEMENT
Terakhir, lanjut Emil, yang harus dijaga agar Indonesia menjadi negara adidaya pada 2045 ialah kestabilan politik. Ia mengunhkapkan konflik akan membuat Indonesia sulit berkembang.
"Poinnya jangan sampai kita ribut, karena hasil surveinya sederhana kalau kita ribut tidak ada waktu untuk membangun, menggambar, mencangkul, membuat program komputer. Sibuk membahas gosip di WA. Sibuk bahas berita bohong di FB (facebook)," kata Emil.