Dota 2: Jangan Ragu Menikah dengan Pemain Game Online

10 April 2017 7:10 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Bootcamp The Prime NND (Foto: Naufal Abdurrasyid/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bootcamp The Prime NND (Foto: Naufal Abdurrasyid/kumparan)
Kami berempat duduk santai di salah satu ruko di kawasan Gunung Sahari, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
Aku tergolong awam di dunia game online, dan karenanya penasaran untuk mencari tahu kenapa kaum hawa kerap meragukan para lelaki penggila game online alias gamers. Apalagi, aku prihatin dengan sejumlah teman priaku yang diputuskan hubungannya oleh sang pacar, lantaran dianggap terlalu larut dalam candu game online.
“Main game mulu, gimana mau nikah? Entar kerja apa?” atau “Main di warnet mulu, kapan pinternya?” Begitulah ucapan klasik bernada tudingan miring yang kerap kita dengar dilontarkan kepada gamers.
Intinya, masa depan mereka sebagai manusia berguna amat diragukan.
Anggota Tim The Prime NND (Foto: Dok. Anton Sarwono)
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Tim The Prime NND (Foto: Dok. Anton Sarwono)
Hari itu, Selasa (4/1), aku berbincang dengan dua pemain Dota 2 profesional dari tim The Prime NND, Rusman Hadi dan Rivaldi Fataah, serta manajer mereka, Anton Sarwono.
ADVERTISEMENT
Oh ya, buat kamu yang belum tahu apa itu Dota 2 (Defense of The Ancients 2), ini merupakan salah satu game online paling digemari di dunia. Hampir 100 juta orang memiliki game tersebut, dan tahun lalu rata-rata 638.268 orang memainkan game itu secara bersamaan.
Rusma anggta tim The Prime NND saat berlatih (Foto: Naufal Abdurrasyid/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rusma anggta tim The Prime NND saat berlatih (Foto: Naufal Abdurrasyid/kumparan)
Dalam permainannya, Dota 2 mengadu dua tim berisikan masing-masing 5 pemain, di sebuah medan perang. Kedua tim ini memiliki markas utama yang disebut Ancient. Pemenang adalah tim pertama yang berhasil menghancurkan markas utama lawan tersebut.
Sementara The Prime NND merupakan salah satu tim gamers Indonesia yang berprestasi di level nasional maupun internasional. Di level nasional, tim ini meraih juara 1 Lenovo Gaming League 2, juara 2 NVIDIA GEXT Professional, dan juara 2 AMD eSports Indonesia Dota 2 Championship.
ADVERTISEMENT
Di level internasional, The Prime NND bertengger di peringkat 3-4 Boston Major 2016: Southeast Asia Open Qualifier #2 dan peringkat 3-4 AOC & Rapoo Masters Championships 2016 yang mempertemukan 16 Top Tim Dota 2 terbaik Asia Tenggara.
Ruang latihan The Prime NND (Foto: Naufal Abdurrasyid/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ruang latihan The Prime NND (Foto: Naufal Abdurrasyid/kumparan)
Lepas dari segudang prestasi itu, mari kembali ke masalah keraguan para perempuan terhadap lelaki gamers macam mereka. Apakah, misalnya, profesi di bidang eSport mencukupi untuk modal menikah?
“Cukup sih kalo diitung-itung, soalnya mereka sebulan bisa dapet setara UMR Jakarta. Minimal bisalah buat nikah. Kalau menang turnamen, itu kami anggap bonus. Hadiah turnamen kan relatif --kadang besar, kadang biasa,” ujar Anton, sang manajer, kepada kumparan (kumparan.com).
Masih kurang meyakinkan ya?
Oke, memang meski memenangkan suatu turnamen Dota 2 tak mudah, namun jika menang, hadiah yang diperoleh --terutama pada turnamen-turnamen tertentu di Indonesia-- kini berjumlah cukup tinggi, mulai dari Rp 10 juta hingga Rp 100 juta.
ADVERTISEMENT
Rusman Hadi dan Rivaldi Fataah (Foto: Naufal Abdurrasyid/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rusman Hadi dan Rivaldi Fataah (Foto: Naufal Abdurrasyid/kumparan)
Rivaldi yang telah bermain Dota 2 sejak SMP kelas 1 mengatakan, penghasilannya sebagai pemain game online cukup untuk membeli salah satu motor idaman para pria --juga idaman sang pacar yang akan memboncengnya.
“Kalau dibanding-bandingin sih udah bisa dapet motor ninja. Enggak ngitung juga sih. Kalau dapet (hadiah) ya langsung ditabung di bank,” kata Rivaldi.
Rivaldi bercerita, semula ia bermain Dota hanya sebagai pelarian dan hiburan semata. Namun ketika hobinya itu mulai menghasilkan uang, ia pun serius menggelutinya.
Keluarga Rivaldi awalnya tak mendukung karena khawatir game online akan berpengaruh negatif baginya, terutama dari segi akademis. Namun kemudian dukungan pun mengalir.
“Nggak ngedukung karena takut pelajaran (saya) keteteran, tapi nyatanya enggak. Jadi pelajaran tetap bisa (saya) ikutin, dan game juga tetep jalan. Balance ngebagi waktunya,” ujar Rivaldi yang mengawali karier sebagai gamers juara dari bilik-bilik warnet (warung internet), sebelum dibelikan PC (personal computer) oleh orangtuanya setelah menjuarai sebuah turnamen di Surabaya.
ADVERTISEMENT
Tim The Prime.NND memang menggaji para pemain dan manajernya dengan gaji berkisar sejumlah UMR Provinsi DKI Jakarta. Gaji diberikan oleh dua orang bos, pemilik tim tersebut, yang berlatar belakang pengusaha.
Selain gaji pokok itu, para pemain mendapat pemasukan dari turnamen-turnamen yang dimenangkan. Total pendapatan sejak Tim The Prime NND berdiri 4 tahun lalu mencapai Rp 100 juta per pemain.
Turnamen-turnamen game online menyediakan uang untuk para pemenang dari sejumlah sponsor mereka.
Manajer The Prime NND Anton Sarwono (Foto: Naufal Abdurrasyid/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Manajer The Prime NND Anton Sarwono (Foto: Naufal Abdurrasyid/kumparan)
Pemain The Prime NND lainnya, Rusman Hadi, mengatakan untuk mengubah pandangan negatif orangtua dan pacar terhadap gamers, memang harus ditunjukkan dengan prestasi.
“Harus ada hasilnya, harus ada prestasinya, harus kelihatan bawa piala atau bawa duit,” ujar Rusman.
ADVERTISEMENT
Ia, seperti Rivaldi, sempat mendapat penolakan dari orangtuanya.
“Awalnya dimarahin. Tapi dari waktu ke waktu, orang tua lihat gue main game ngehasilin duit. Lama-lama jadi ngedukung,” kata Rusman.
Anggapan bahwa bermain game online menghasilkan efek candu yang membuat otak bodoh, ditolak tegas oleh Anton, Rivaldi, dan Rusman.
Menurut mereka, Dota 2 adalah sebuah permainan yang mengasah otak. Game ini bahkan bisa dibilang lebih kompleks dari catur karena selain perencanaan strategi dan mental bermain, dibutuhkan pula kemampuan untuk bekerja sama dalam tim serta komunikasi yang baik.
ADVERTISEMENT
Setelah mendengar kisah di atas, bagaimana tanggapanmu atas para gamers profesional tersebut? Layakkah orang macam mereka dicampakkan kekasih?
Logo The Prime NND (Foto: The Prime NND/Facebook)
zoom-in-whitePerbesar
Logo The Prime NND (Foto: The Prime NND/Facebook)