Janji Anies Terapkan Transportasi Terintegrasi Lewat OK OTRIP

23 Maret 2017 2:24 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Anies naik delman saat kampanye di Jatinegara. (Foto: Wandha Nur/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Anies naik delman saat kampanye di Jatinegara. (Foto: Wandha Nur/kumparan)
Cagub DKI Anies Baswedan berencana mengintegrasikan semua angkutan publik di ibu kota bila terpilih sebagai Gubernur DKI. Anies menegaskan janjinya yang sejak putaran pertama dikampanyekan, yaitu OK OTRIP (One Karcis One Trip).
ADVERTISEMENT
Anies mengungkapkan akan melakukan proses integrasi itu secara bertahap berdasarkan wilayah, bukan berdasarkan jenis moda transportasinya. Menurutnya, banyak wilayah yang berkembang pada periode sesudah tahun 90-an belum terkoneksi dengan transportasi publik.
"Banyak sekali komplek yang baru dibangun sesudah tahun 90-an tidak ada bus ke sana. Karena rutenya rute tahun 70-an, 80-an. Coba anda perhatikan banyak sekali wilayah baru berkembang enggak ada kendaraan umum," jelas Anies di Gedung Nusantara II, Komplek DPR RI, Jakarta Selatan, Rabu (22/3).
Moda transportasi publik massal yang akan diintegrasikan, katanya, mulai dari yang paling kecil hingga yang paling besar. Dan akan menjadikan Mass Rapid Transit (MRT), Light Rail Transit (LRT) dan Bus Rapid Transit (BRT) sebagai angkutan publik massal yang utama atau yang disebutnya tulang punggung.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, program tersebut akan menggandeng seluruh pihak yang terkait agar kebijakan yang akan diputuskan dapat menghadirkan keadilan bagi semua pihak.
"Kami ketemu dengan para pengemudi bajaj, pengemudi kendaraan-kendaraan mikrolet, semuanya ingin keadilan. Saya sampaikan pada semua, yuk kita duduk bareng," ucap Anies.
Bila menjadi Gubernur DKI, Anies mengaku akan mengeluarkan anggaran yang memang diperlukan untuk terwujudnya transportasi publik massal yang terintegrasi. Termasuk ia akan memperbaiki sistem insentif bagi pengemudi transportasi publik.
Sistem insentif yang baik, menurut Anies, akan membuahkan perilaku pengemudi yang juga baik. Kesejahteraan pengemudi transportasi publik masal, katanya, akan berbuntut pada pelayanan yang prima.
"Saya beri contoh kalau insentifnya itu berdasarkan jumlah penumpang, ya maka seorang pengemudi akan mencari penumpang sebanyak-banyaknya. Kalau insentif sistemnya itu berdasarkan waktu, maka dia akan bekerja sebanyak jalannya. Karena dihitungnya dari waktu," jelas Anies.
ADVERTISEMENT
"Jadi insentif sistemnya harus dibuat sesuai dengan target orientasi sistem transportasi ini," sambungnya.
Dalam program OK OTRIP, Anies menyebut akan memberlakukan besaran Rp 5 ribu untuk ongkos sekali jalan menggunakan transportasi terintegrasi. Anies menilai tidak ada masalah pada postur anggaran daerah bila memberlakukan besaran tarif tersebut.
Pasalnya besaran anggaran yang diperlukan akan dikompensasi dengan roda perekonomian yang lebih baik seiring dengan lalu lintas yang lebih baik juga.
"Karena yang kita lakukan adalah menyelamatkan biaya yang lebih besar terhadap ekonomi. Ekonomi kita menjadi bengkak biayanya karena kemacetan dan kendaraan pribadi yang banyak. Jadi besarnya anggaran di situ akan dikompensasi dengan ongkos perekonomian," ungkap Anies.
Anies naik delman saat kampanye di Jatinegara. (Foto: Wandha Nur/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Anies naik delman saat kampanye di Jatinegara. (Foto: Wandha Nur/kumparan)
ADVERTISEMENT
Anies pun merasa senang bila saat ini sudah dimulai upaya integrasi transportasi publik massal oleh Pemprov DKI melalui PT Transjakarta yang bekerja sama dengan Koperasi Wahana Kalpika. Meski pun, menurut mantan Mendikbud itu, gagasan tersebut merupakan adaptasi atas gagasan Anies-Sandi.
"Makin kita merasa kalau ide-ide kita baik dan bisa dilaksanakan, bahkan kami belum bertugas saja sudah mereka secara sukarela melaksanakannya. Jadi tetap sebagai program kami akan pegang benderanya. Kenapa, karena idenya dari kita," katanya.
"Jadi kalau kami sih senang-senang saja," tambah Anies.