Janji Kampanye Ganjar: Hapus Kredit Macet Petani hingga Rp 600 Miliar

2 Januari 2024 14:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Capres nomor urut 03 Ganjar Pranowo meluncurkan Program Pemutihan Utang Petani di Selepan Wilalung, Demak, Jawa Tengah, Selasa (2/1/2024). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Capres nomor urut 03 Ganjar Pranowo meluncurkan Program Pemutihan Utang Petani di Selepan Wilalung, Demak, Jawa Tengah, Selasa (2/1/2024). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan
ADVERTISEMENT
Capres nomor urut 03, Ganjar Pranowo, meluncurkan Program Pemutihan Utang Petani di Selepan Wilalung, Demak, Jawa Tengah, Selasa (2/1).
ADVERTISEMENT
Dalam agenda itu, Ganjar berdiskusi dan mendengarkan keluhan dari para petani sekitar.
Eks Gubernur Jawa Tengah tersebut kemudian menjanjikan akan menghapus utang kredit macet para petani yang nilainya fantastis mencapai Rp 600 miliar.
"Kita lihat kan kemarin ada yang di nelayan, ternyata selama pandemi mereka ada persoalan kredit macet, ya. Jadi macetnya tidak terlalu banyak, kemarin mau kita hapuskan," ujarnya saat ditemui wartawan usai mengunjungi pabrik mainan CV Jaya Setia Plastik, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Selasa (2/1).
"(Kemudian) kita menghitung kurang lebih kredit macetnya petani itu sekitar Rp 600-an miliar, kurang lebih Rp 600 miliar. Maka kita juga akan hapuskan," terangnya.
Ilustrasi petani modern. Foto: Pixabay
Namun, penghapusan utang tersebut, lanjutnya, bukan tanpa syarat. Program ini dilakukan disertai dengan pengecekan secara selektif soal alasan petani mengalami kredit macet.
ADVERTISEMENT
“Tentu saja, kami juga akan melakukan pengecekan. Mana yang memang karena situasi yang sulit, mana yang karena itikadnya buruk," kata dia.
Kendati demikian, politikus PDIP itu mengungkapkan, ada permasalahan lainnya yang dikeluhkan para petani.
"Tapi, lagi-lagi di luar kredit macet yang mau kita hapuskan, ternyata petani masih saja [permasalahan] pupuknya masih sangat serius," tuturnya.
"Dan inilah yang menjadi PR (pekerjaan rumah) kita di mana-mana yang saya temukan selama perjalanan, yang bisa kita perbaiki. Sehingga, tidak mengurangi nanti potensi produktivitas, yang harusnya menambah malah susut," pungkasnya.