Jelang Konklaf, Kardinal dari Seluruh Dunia Sudah Tiba di Roma

6 Mei 2025 10:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang imam memegang ponsel pintar menjelang konklaf pemilihan Paus di kawasan Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Senin (5/5/2025). Foto: Marko Djurica/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Seorang imam memegang ponsel pintar menjelang konklaf pemilihan Paus di kawasan Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Senin (5/5/2025). Foto: Marko Djurica/Reuters
ADVERTISEMENT
Sebanyak 133 Kardinal dari seluruh dunia sudah tiba di Roma sejak Senin (5/5) untuk ikut serta pada pemilihan Paus baru pada, Rabu (7/5) mendatang.
ADVERTISEMENT
Pemilihan Paus baru digelar usai Paus Fransiskus meninggal dunia pada 21 April 2025 lalu. Paus baru nantinya akan memimpin 1,4 miliar umat Katolik di seluruh dunia.
Adapun Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo sudah tiba di Roma sejak Minggu (4/5) lalu.
Kardinal Ignatius Suharyo. Foto: Tiziana Fabi/AFP
Ratusan kardinal itu berasal dari 70 negara dari lima benua. Ada dua kardinal yang absen pada konklaf kali ini karena alasan kesehatan.
Pada Rabu (7/5) sore mendatang para kardinal akan dikumpulkan di Kapel Sistina untuk memulai konklaf. Sebelum digelar, para kardinal akan disumpah menjaga kerahasiaan.
Bukan cuma kardinal, seluruh staf pendamping, mulai dari petugas medis, operator lift, penjaga kantin sampai staf kebersihan juga disumpah menjaga kerahasiaan.
Kardinal Gregorio Rosa Chavez menjawab pertanyaan wartawan menjelang konklaf konklaf pemilihan Paus di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Senin (5/5/2025). Foto: Marko Djurica/Reuters
ADVERTISEMENT
Di hari yang sama pula tirai merah di balkon Basilika Santo Petrus mulai dipasang. Tempat itu akan menjadi lokasi kemunculan Paus baru.
Laporan kantor berita AFP, Senin (5/5) waktu setempat seluruh kardinal bertemu satu sama lain untuk melakukan persiapan terakhir. Diskusi itu mencakup segala hal termasuk keuangan gereja, skandal pelecehan hingga persatuan gereja.
“Pada Senin pagi ini fokusnya pada sifat misionaris gereja: gereja yang tidak boleh menarik diri,” ucap Vatikan.
Dua pekerja memegang salib kayu saat bersiap menjelang konklaf pemilihan Paus di kawasan Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Senin (5/5/2025). Foto: Marko Djurica/Reuters
Vatikan menambahkan, Paus baru akan diberi tugas agar menjadi gembala yang dekat dengan kehidupan rakyat. Gembala adalah sebutan untuk yang biasa dipakai umat Kristen dan Katolik menggambarkan sosok pemimpin.
“Sosok (Paus baru) harus hadir, dekat, mampu menjadi jembatan dan pemandu, yang mendukung akses ke persekutuan bagi umat manusia yang bingung yang ditandai oleh krisis tatanan dunia,” tegas Vatikan.
ADVERTISEMENT