Jelang Misa Agung di GBK, Para Uskup Singgung Konsumerisme Pemuka Agama Katolik

5 September 2024 15:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Uskup Agung Medan Kornelius Sipayung.
 Foto: Dokpenkwi
zoom-in-whitePerbesar
Uskup Agung Medan Kornelius Sipayung. Foto: Dokpenkwi
ADVERTISEMENT
3 Uskup mengisi acara sebelum misa agung Paus Fransiskus di GBK. Pada acara sebelum misa itu, uskup Medan, Mgr. Kornelius Sipayung menyinggung konsumerisme sebagai ajaran yang paling ia ingat dari sosok Paus Fransiskus.
ADVERTISEMENT
"Dalam Laudato Si (surat ensiklik Paus Fransiskus), Bapa Fransiskus sangat menekankan agar jauh dari konsumerisme. Konsumerisme yang membuat banyak pohon ditebang, Sumber Daya Alam dikuras, demi keinginan manusia," kata Kornelius, di GBK, Kamis (5/9).
Kornelis menjelaskan, konsumerisme membuat manusia meletakkan jabatan dan kehormatan mereka pada harta. Manusia merasa terhormat jika memiliki harta yang mewah.
"Rasanya lebih tinggi statusnya kalau punya tas yang bagus, tas yang mewah, punya sepatu jam tangan yang mewah," kata Kornelius.
Suansana di dalam Stadion GBK jelang Misa Agung Kunjungan Apostolik Paus Fransiskus, Kamis (5/9). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Pembawa acara, romo Yustinus Adianto pun bercanda, sambil mengecek jam tangan para uskup yang maju ke mimbar.
Sambil bercanda, Yustinus mengatakan, bahwa jam yang dikenakan para uskup hanya seharga Rp 50 ribu, di bawah jam tangan Paus yang seharga sekitar Rp 200 ribu.
ADVERTISEMENT
Di akhir ceramahnya, Kornelius sadar, bahwa konsumerisme lekat dengan para pemuka agama. Khususnya pemuka agama Katolik.
"Kami para uskup tertantang, karena umat Allah begitu sayang sama uskup, sering ditawarkan pakaian baru lah, sepatu baru lah, jam tangan baru, itu semua ditawarkan," ucap Kornelius.
"Kita harus berani mengatakan tidak!," tutup Kornelius.