Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Kanselir Jerman, Angela Merkel dan para pemimpin Jerman lainnya menyetujui lockdown ketat yang akan diberlakukan selama liburan Paskah,
ADVERTISEMENT
“Kami berada dalam pandemi baru karena penyebaran virus corona,” ucap Merkel, dikutip dari DW.
Jerman berencana akan memperpanjang aturan lockdown hingga 18 April 2021. Kabar tersebut diumumkan Merkel pada Selasa (23/3) pagi.
Anggota Parlemen Jerman, Patrick Sensburg, mengatakan ini merupakan keputusan yang sulit bagi para politisi untuk menerapkan lockdown hingga 18 April.
Namun, Merkel juga menyampaikan bahwa Jerman harus bijaksana dan fleksibel dalam penanganan pandemi virus corona serta berpacu dengan waktu dalam melakukan vaksinasi kepada seluruh warganya.
Menurut Merkel, Jerman harus mematahkan pertumbuhan gelombang ketiga corona. Sebab, jumlah kasus COVID-19 Jerman telah mencapai tingkat yang menurut pihak berwenang akan membebani unit perawatan intensif.
Lockdown yang lebih ketat akan mulai diberlakukan dari 1 hingga 5 April selama periode liburan perayaan Paskah. Nantinya pada lockdown ketat, toko-toko yang menjual bahan makanan sebagian besar juga harus ditutup.
Fasilitas budaya, rekreasi, dan olahraga, serta aturan pembatasan yang lebih ketat juga akan berlaku selama periode liburan Paskah.
ADVERTISEMENT
Gereja akan diminta untuk mengadakan perayaan Paskah secara online. Pertemuan umum akan dilarang, namun lima orang dari dua rumah tangga dapat bertemu selama periode lima hari.
Selain itu, hampir seluruh toko akan ditutup dan hanya toko grosir yang diizinkan buka namun hanya pada hari Sabtu (3/4). Bagi orang Jerman yang berlibur ke luar negeri harus melakukan tes corona sebelum melakukan penerbangan kembali ke Jerman.
Meskipun lockdown, pusat tes corona dan vaksinasi akan tetap dibuka.
“Kami berada dalam situasi yang sangat, sangat serius. Apa yang kita alami saat ini adalah pandemi baru, secara signifikan lebih mematikan dan lebih menular. Ini bukan keputusan yang mudah, tapi pada akhirnya angkanya terlalu tinggi di Jerman,” kata Merkel.
ADVERTISEMENT
Namun, beberapa ahli mengatakan langkah-langkah lockdown yang diambil mungkin tidak cukup untuk mengurangi kasus COVID-19 di seluruh Jerman.
“Saya sedikit meragukannya,” ucap Tobias Kurth, Direktur Institut Kesehatan Masyarakat dan Epidemiologi Rumah Sakit Charite Berlin.
Menurutnya, rencana pemerintah untuk membatasi pembukaan toko dan mencegah kontak sosial selama liburan Paskah tidak jauh berbeda dari apa yang biasanya dilakukan.
“Saya pikir penguncian yang ketat akan berhasil, tapi kami mengingatkan bahwa itu tanpa konsep yang jelas atau tidak memiliki cukup pengujian cepat yang tersedia,” ucap Kurth.