JK Ajak Ulama Dunia Luruskan Pemahaman soal Jihad

3 Mei 2018 15:06 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
JK menutup secara resmi KTT Ulama se-dunia. (Foto: Rafyq Alkandy Ahmad Panjaitan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
JK menutup secara resmi KTT Ulama se-dunia. (Foto: Rafyq Alkandy Ahmad Panjaitan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla resmi menutup forum ulama dunia yang diadakan di Bogor, Kamis (3/5), Dalam pidato penutupannya, JK mengajak sekitar 100 ulama, tokoh, cendekiawan Islam dari dalam dan luar negeri meluruskan pemahaman soal jihad di kalangan anak-anak muda.
ADVERTISEMENT
Pertemuan High Level Consultation of World Moslem’s Scholars on Wasatiyyat Islam telah berlangsung sejak Selasa (1/5) di Bogor, turut dihadiri oleh Grand Syekh Al Azhar, Ahmed Muhammad Ahmed Al-Thayyeb. Di penghujung forum ini, para ulama menyepakati Pesan Bogor, berisi komitmen menegakkan kembali wasathiyah Islam.
Berbicara di upacara penutup sekaligus makan siang bersama, JK mengatakan bahwa dunia Islam tengah mengalami masa-masa kelam. Dalam beberapa tahun terakhir, konflik mendera banyak negara-negara Islam di seluruh dunia.
"Di antara 53 negara Islam, hampir setengahnya mengalami masalah. Indonesia dengan rasa syukur sebagai negara berpenduduk Islam terbesar, tentu merasa bertanggung jawab, bagaimana kita memperbaiki, menciptakan islam yang damai, sehingga itu perlu Islam wasathiyah," kata JK.
Jusuf Kalla terima Prof Ahmad Thoyyib. (Foto: dok. Tim Media Wapres)
zoom-in-whitePerbesar
Jusuf Kalla terima Prof Ahmad Thoyyib. (Foto: dok. Tim Media Wapres)
Wasathiyah adalah sikap pertengahan dalam beragama, tidak ekstrem ke kanan atau ke kiri. Dalam Pesan Bogor, para ulama dunia berkomitmen menghidupkan kembali nilai-nilai wasathiyah Islam yang penuh penghormatan pada perbedaan dan penyelesaian masalah dengan musyawarah.
ADVERTISEMENT
Dari berbagai konflik yang melibatkan umat Islam di seluruh dunia, JK menyayangkan aksi bunuh diri dan membunuh orang lain yang tidak berdosa dengan mengatasnamakan jihad. Menurut JK, tindakan tersebut mereka lakukan lantaran ingin mencapai surga dengan cara yang mudah.
Hal ini, menurut dia, pernah juga terjadi dalam berbagai konflik antaragama di Indonesia.
"Saya alami di Ambon, Poso, mengapa anak-anak ini ingin membunuh orang, karena ingin surga. Tentu ajaran agama kita tidak demikian. Pada waktu penyelesaian konflik di Ambon saya katakan, 'Anda tidak akan masuk surga, tapi neraka'," ujar JK.
"Perlu ada ajaran yang perlu kita luruskan," kata dia lagi.
Untuk itu dalam akhir pidatonya, JK mengajak para ulama yang hadir untuk ikut andil meluruskan pemahaman jihad yang keliru, salah satunya dengan mempromosikan wasathiyah.
ADVERTISEMENT
"Kalau para ulama beri pandangan fatwa apa pun, masyarakat akan lebih percaya, menuruti. Begitu juga jika ada pandangan (ulama) yang keliru, masyarakat juga akan mengikuti. Karena itu peran ulama baik di negara kami, Indonesia, juga di negara bapak-ibu pasti punya makna besar," ujar JK.