JK Bertemu Pimpinan Fatah di Qatar, Bahas Rekonsiliasi dengan Hamas

4 Agustus 2024 16:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
Jusuf Kalla bertemu perwakilan Fatah di Doha, Qatar. Foto: Dok. Tim Media Jusuf Kalla
zoom-in-whitePerbesar
Jusuf Kalla bertemu perwakilan Fatah di Doha, Qatar. Foto: Dok. Tim Media Jusuf Kalla
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla (JK) bertemu dengan perwakilan Fatah di Hotel Sheraton, Doha, Qatar Jumat (2/8) malam. Mereka adalah Wakil Ketua Gerakan Fatah Mahmoud AlAloul dan Ketua Delegasi Fatah dalam perundingan damai dengan Hamas di Cina.
ADVERTISEMENT
Pertemuan terjadi setelah keduanya mengikuti prosesi pemakaman pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh.
Dalam pertemuan tersebut, JK menegaskan komitmennya untuk terus menjadi mediator antara Fatah dan Hamas.
Menurut JK, syarat untuk mendapatkan dukungan internasional terkait kemerdekaan Palestina, kedua organisasi ini harus bersatu terlebih dahulu.
"Tanpa persatuan kalian berdua, sangat pelik Anda mencapai tujuan. Dukungan dunia internasional susah sepenuhnya Anda peroleh karena Anda tidak kompak. Langkah yang Anda harus lakukan adalah rekonsiliasi internal dulu," kata JK dalam keterangannya, dikutip Minggu (4/8).
Menanggapi pernyataan JK, AlAloul menyatakan bahwa Fatah selalu siap rekonsiliasi. Namun, ia menekankan pentingnya memperhatikan waktu.
Jusuf Kalla bertemu perwakilan Fatah di Doha, Qatar. Foto: Dok. Tim Media Jusuf Kalla
"Kalau Hamas menuntut dilakukan pembentukan pemerintahan bersama melalui pemilu, itu kan tidak mungkin terjadi karena kita sekarang dilanda perang. Prioritas sekarang bukan pemilu, tapi penghentian kekerasan dan pengakhiran perang," jelas AlAloul.
ADVERTISEMENT
Dalam pertemuan tersebut JK juga menyampaikan hasil pertemuannya yang dilakukan dengan mendiang Ismail Haniyeh pada 13 Juli 2024, menurut JK pihak Haniyeh menegaskan tidak memaksakan kelompoknya harus menjadi presiden.
"Yang penting pemerintahan Palestina berlaku adil dan penuh integritas demi kebaikan rakyat Palestina secara keseluruhan," ujar JK mengutip Haniyeh.
Dalam pertemuan tersebut, disimpulkan bahwa akan ada pertemuan lanjutan antara JK dengan Fatah serta Hamas untuk membahas langkah-langkah rekonsiliasi lebih lanjut.
Penonton memegang spanduk bertuliskan "Olimpiade Genosida" saat pertandingan grup D Olimpiade Paris 2024 antara Israel dan Paraguay di Parc des Princes, Paris, Prancis, Sabtu (27/7/2024). Foto: Aurelien Morissard/AP Photo
Sekilas Hamas dan Fatah
Hamas saat ini menguasai Gaza. Sedangkan Fatah memerintah di Tepi Barat lewat Otoritas Palestina.
Hamas berkuasa di Gaza sejak 2007 lewat pertempuran sengit melawan Fatah.
Sementara itu, sejak Israel menyerang Gaza pada Oktober 2023 lalu, China aktif menyerukan gencatan senjata. Selain itu China mendukung penuh terwujudnya gencatan senjata.
ADVERTISEMENT
Hamas dan Fatah juga sempat dilaporkan bertemu di China pada April lalu.
“Perwakilan Gerakan Pembebasan Nasional Palestina (Fatah) dan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) baru saja datang ke Beijing,” ucap jubir Kemlu China Lin Jian pada Selasa (30/4), seperti dikutip dari Reuters.
“Dua pihak sepenuhnya menyatakan keinginan politik untuk mencapai rekonsiliasi lewat dialog dan konsultasi, serta membicarakan isu spesifik dan membuat kemajuan positif,” sambung dia.