JK: Dulu Tidak Disiplin Dirotan Guru, Sekarang Sentuh Dikit Lapor Polisi

10 Oktober 2024 14:22 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla meninjau kegiatan donor darah di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara, Selasa (26/3). Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla meninjau kegiatan donor darah di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara, Selasa (26/3). Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
ADVERTISEMENT
Wapres ke-10 dan 12, Jusuf Kalla menyoroti soal pembentukan karakter untuk kedisiplinan siswa. Dia mengungkapkan perbedaan antara pola pendisiplinan dulu dengan sekarang.
ADVERTISEMENT
“Kalau zaman dulu kita tidak disiplin dirotan oleh guru, sekarang guru sedikit menyentuh anak muridnya, langsung bapaknya lapor polisi,” kata JK saat hadiri acara peluncuran buku Dede Yusuf di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (10/10).
Selain itu, JK juga menyoroti terkait kurikulum merdeka yang saat ini diterapkan oleh Mendikbud Ristek, Nadiem Makarim. JK menyayangkan hilangnya perangkingan ujian di kelas.
“Ranking itu bagus untuk menjadi bagian daripada sukses, sehingga dia bertarung untuk itu, untuk mendapatkan sukses nomor satu,” ujar dia.
“Dulu cucu saya begitu dapat ranking 2 dan langsung datang lapor ‘Pak saya nomor 2, saya nomor 3’. Kalau dapat nomor 25 dia hanya diam saja,” imbuhnya.
Acara launching dan bedah buku berjudul "Menegakkan Amanat Konstitusi Pendidikan" di Ruang Abdul Muis, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (10/10/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan
Menurut JK, rangking di sekolah itu penting agar murid bisa memiliki semangat bersaing menjadi yang terbaik. Ia menilai, kurikulum Merdeka Belajar yang tanpa ranking ini tidak cocok diterapkan di semua sekolah di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Saya bicara bahwa kurikulum merdeka itu ndak cocok secara nasional. Bisa dilaksanakan terbatas satu sekolah, dua sekolah,” tutup dia.