JK: Hamas Berjuang untuk Kemerdekaan Palestina, Sama seperti Indonesia pada 1945

13 Oktober 2023 10:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla di program Info A1 kumparan. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla di program Info A1 kumparan. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wapres ke-10 dan k-12, Jusuf Kalla, buka suara soal konflik antara Israel dan Hamas. Dia menyayangkan adanya korban jatuh, namun memaklumi perjuangan warga Palestina menggapai kemerdekaan.
ADVERTISEMENT
Perang antara Hamas dan Israel pecah sejak Sabtu (7/10) pekan lalu. Hamas merupakan faksi politik Palestina yang memakai jalan angkat senjata demi melawan pendudukan Israel di wilayahnya.
"Dari sisi pandang Hamas tentu benar bahwa dia berjuang untuk kemerdekaan. Sama waktu kita berjuang tahun 1945 dan sebelumnya," kata JK dalam talk show Info A1 di kumparan.
Pemimpin Redaksi kumparan, Arifin Asydhad (kanan) bersama Pakar komunikasi politik, Irfan Wahid atau Ipang Wahid (kiri) saat mewawancarai Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla (tengah) di program Info A1 kumparan. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"Tapi semangat kemerdekaan tetap, jadi apa yang dilakukannya menyerang itu dalam rangka semangat dia untuk merdeka," sambung Ketua PMI itu.
JK pun menyebut perjuangan warga Palestina akan selalu didukung pemerintah dan rakyat seluruh Indonesia.
"Karena, Palestina itu menurut saya tinggal satu negara di dunia ini yang ada penjajahan. Jadi dari spirit kemerdekaannya ini kita dukung, " tutur JK.
ADVERTISEMENT
JK menambahkan terkait jatuhnya korban dari kedua belah pihak, khususnya warga sipil, patut disayangkan. Oleh sebab itu, dia berharap Hamas dan Israel segera menghentikan kekerasan.
Sampai Jumat (13/10), 1.500 warga Palestina kehilangan nyawa. Dari pihak Israel 1.200 orang menjadi korban jiwa.
"Harapan pertama bagaimana gencatan senjata, menghentikan dulu, karena korban dari kedua belah pihak sudah besar. Memang yang dipertaruhkan dignity, kehormatan masing-masing, jadi tidak ada yang bisa mengalah. Kalau tidak ada yang bisa mengalah maka korban akan tambah besar," tegas JK.