JK: Polisi Sudah Diperintahkan Cegah Persekusi

30 Mei 2017 16:48 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Jusuf Kalla di World Press Freedom Day (Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
zoom-in-whitePerbesar
Jusuf Kalla di World Press Freedom Day (Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Wapres Jusuf Kalla angkat bicara soal maraknya tindakan persekusi yang terjadi belakangan. Meski sudah dilarang, ia tak menampik tindakan tersebut masih terus terjadi.
ADVERTISEMENT
"Kan dilarang. Tapi kan sudah diperintahkan polisi untuk mencegah itu," ujar JK di kantor Wapres, Jalan Veteran, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (30/5).
Menurut dia, untuk mencegah kejadian serupa di kemudian hari, aparat harus tegas. Sebab, fungsi kepolisian adalah untuk melindungi warganya.
Belakangan merebak soal tindakan persekusi yang disebut The Ahok Effect. Persekusi dalam kasus ini adalah tindakan pemburuan sewenang-wenang terhadap seorang atau sejumlah warga, yang didasarkan atas upaya segelintir pihak untuk memburu dan menangkap seseorang yang diduga telah melakukan penghinaan terhadap ulama dan agama.
Adapun persekusi ini adalah dampak dari 'Ahok Effect' yang dipaparkan oleh Southeast Asia Freedom of Expression Network (Safenet) yang menyatakan tindakan persekusi oleh ormas Front Pembela Islam (FPI), sabtu (27/5) lalu.
ADVERTISEMENT
Safenet mengatakan persekusi "Efek Ahok" telah menimpa sekitar setidaknya 40 orang, salah satunya seorang dokter di Solok, Sumatera Barat.
Seperti diketahui Beberapa hari lalu media sosial sempat ramai terhadap pemberitaan intimidasi oleh ormas FPI yang dialami Fiera Lovita seorang dokter umum asal Solok, Sumatera Barat.
Fiera dianggap melecehkan dan memfitnah Habib Rizieq Shihab yang kini masih di Arab Saudi dalam postingan akun Facebooknya.
Baca juga: