Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Dokter Fiera Lovita Tinggalkan Solok, Kini di Jakarta Bersama Suami
30 Mei 2017 12:37 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Dokter Fiera Lovita, perempuan yang mengalami intimidasi setelah mengunggah postingan di Facebook yang dinilai melecehkan dan memfitnah Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Syihab, telah berada di Jakarta dan bertemu suaminya, setelah meninggalkan Solok, Sumatera Barat, semalam (29/5) --sepekan setelah insiden pengepungan terhadapnya.
ADVERTISEMENT
“Kemarin dia dan dua anaknya dijemput dan dikawal Gerakan Pemuda Ansor dan dokter-dokter Bhinneka dari rumahnya di Solok, semalam sampai di Halim, Jakarta. Suaminya kan di Jakarta. Sekarang sekeluarga sudah kumpul lagi,” kata Damar Juniarto, Koordinator Regional Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet), jaringan LSM yang memperjuangkan kebebasan berekspresi di Asia Tenggara, saat berbincang dengan kumparan (kumparan.com), Selasa (30/5).
Menurut Damar, Dokter Fiera Lovita yang kerap disapa Dokter Lola selama ini berada di Solok bersama kedua anaknya karena penugasan dinas. Ia bertugas di RSUD Solok. Sementara sang suami tetap berada di Jakarta. Kini mereka bersama kembali.
Namun Dokter Fiera masih berada di bawah perlindungan. “Dia berada di safe house.”
ADVERTISEMENT
[Baca juga: Habib Rizieq Jadi DPO ]
Nama Dokter Fiera, ujar Damar, masuk ke dalam Facebook Page “Database Buronan Umat Islam” yang kini telah ditutup oleh Facebook berkat laporan netizen kepada Facebook.
“Pada FB Page tersebut, ada foto serta alamat rumah orang yang menjadi target untuk diburu. Sejak itu ditutup, kami masih melacak mereka (orang-orang yang membentuk FB Page Database Buronan Umat Islam) kira-kira pindah ke (akun) mana,” ujar Damar.
Damar berkata, total terdapat 52 nama yang masuk ke daftar buronan itu, dan itulah yang membuatnya resah.
“Ini kasus bukan cuma tentang Fiera, bukan hanya satu orang. Tapi puluhan. Perburuan terhadap mereka terjadi di seluruh Indonesia. Ini bahaya,” kata dia.
Sebanyak 52 nama yang menjadi target perburuan tersebut, ujar Damar, telah dititipkan rekan mereka untuk diberikan kepada Direktur Tindak Pidana Siber Mabes Polri, Komisaris Besar Fadli Imran.
ADVERTISEMENT
Fadli sendiri telah mengetahui soal Facebook Page “Database Buronan Umat Islam” yang kini ditutup Facebook atas laporan warga. Menurut Fadli kemarin, meski FB Page terkait telah diblokir, Kepolisian telah memegang data terkait isinya, dan akan melacak siapa pengelola akun tersebut.
Dokter Fiera menerima intimidasi setelah beberapa kali mengunggah postingan di Facebook antara tanggal 19 sampai 21 Mei 2017. Sejumlah hal yang ia tuliskan ialah, “Kalau tidak salah, kenapa kabur? Toh ada 300 pengacara n 7 juta ummat yg siap mendampingimu, jgn run away lg dunk bib”, dan “Kadang fanatisme sudah membuat akal sehat n logika tdk berfungsi lagi, udah zinah, kabur lg, masih dipuja & dibela.”
Status-status tersebut, menurut Fiera dalam surat terbukanya, kemudian di-capture dan disebarkan banyak orang di internet, lantas oleh sebagian dari mereka “ditambahi kata-kata yang provokatif, kotor, dan mengajak orang lain untuk membenci dan melaknat saya.”
ADVERTISEMENT
Hingga Fiera ditemui sejumlah polisi di rumah sakit tempatnya bertugas, RSUD Solok, dan diperingatkan telah menjadi target penggerebekan dan penangkapan oleh FPI. Kepolisian juga menawarkan perlindungan kepada Fiera.
Namun belum lama dari pertemuan Fiera dengan polisi Solok, ia dikepung “beberapa orang berjubah” yang mengetuk-ngetuk jendela mobilnya di parkiran mobil RSUD Solok. Selama kejadian berlangsung, Fiera bersama kedua anaknya.
Fiera kemudian membuat surat permohonan maaf. Kabid Humas Polda Sumatera Barat AKBP Syamsi berkata, “Mereka (Fiera dan FPI) sudah berdamai. Sudah selesai masalahnya, sudah saling memaafkan.”
Terkait kasus Fiera, Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jakarta, Minggu (28/5), meminta masyarakat tak mudah terhasut oleh isu-isu provokatif.
ADVERTISEMENT
“Kita harus berhati-hati dengan informasi yang banyak beredar. Kita harus waspada. Kita ini sedang diadu domba,” kata Setyo.
“Fiera mengaku ditelepon oleh seseorang yang hendak membantunya menyelesaikan masalahnya dengan menanyakan kronologi (intimidasi). Kami menduga orang ini adalah oknum yang menyebarkan pernyataan Fiera di media sosial,” ujar dia.
Ia melanjutkan, “Saat ini kami tengah memeriksa berbagai pihak yang terkait dengan kasus ini, termasuk FPI. Setelah itu, kami tengah mengejar oknum yang menelepon Fiera,” kata Setyo.
Sementara itu, Damar dari SAFEnet dan sejumlah rekan-rekannya berencana membentuk Posko Pancasila untuk mengantisipasi tindakan persekusi --perburuan sewenang-wenang terhadap warga untuk disakiti-- kepada masyarakat.