Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Dokter Fiera dari Solok: Postingan di Facebook Berbuah Intimidasi
27 Mei 2017 16:26 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Intimidasi oleh organisasi masyarakat kembali terjadi. Kali ini seorang perempuan berusia 40 tahun asal Solok, Sumatera Barat menjadi korban. Perempuan tersebut bernama Fiera Lovita, seorang dokter umum yang bertugas di RSUD Kabupaten Solok.
ADVERTISEMENT
Fiera mengalami intimidasi setelah dinilai melecehkan dan memfitnah Rizieq Shihab yang kini masih berada di Arab Saudi.
Kasus tersebut, menurut Fiera dalam surat terbukanya, bermula dari beberapa unggahan Fiera di Facebook antara tanggal 19 sampai 21 Mei 2017.
Ia menuliskan beberapa hal, seperti “kalau tidak salah, kenapa kabur? Toh ada 300 pengacara n 7 juta ummat yg siap mendampingimu, jgn run away lg dunk bib”, juga “kadang fanatisme sudah membuat akal sehat n logika tdk berfungsi lagi, udah zinah, kabur lg, masih dipuja & dibela.”
Status tersebut di-capture dan disebarkan oleh banyak orang di internet. Beberapa status tersebut, menurut Fiera, “ditambahi kata-kata yang provokatif, yang kotor, yang mengajak orang lain untuk membenci saya dan melaknat saya.”
ADVERTISEMENT
Akun Facebook-nya pun dikirimi permintaan pertemanan ratusan orang karena sebaran-sebaran tersebut. Hari Minggu malam (21/5), Fiera menutup akunnya karena takut terjadi hal-hal tak diinginkan.
Sehari setelahnya, ia sempat ditegur oleh Wakil Direktur RSUD Solok. Pihak rumah sakit mengatakan unggahan Facebook Fiera sudah viral. Mereka meminta agar perempuan itu menghapus keterangan bahwa ia bekerja di RSUD Kabupaten Solok.
Fiera mengiyakan, kemudian menjemput kedua anaknya yang berusia 8 dan 9,5 tahun dari sekolah.
Saat menjemput kedua anaknya, Fiera dihubungi RSUD Solok. Mereka mengatakan Fiera dicari oleh Kepolisian.
Fiera lantas menemui beberapa orang polisi di RSUD Solok. Salah satu dari mereka, Ridwan, menyebut bahwa Fiera sudah dijadikan target penggerebekan dan penangkapan oleh FPI.
ADVERTISEMENT
Dengan alasan untuk melindungi Fiera, Ridwan dan dua orang polisi lain menginterogasi Fiera di RSUD Solok. Beberapa pertanyaan umum seperti nama hingga alamat dilontarkan. Fiera juga ditanya mengapa membuat unggahan tersebut.
Ia juga diberi beberapa pertanyaan yang tidak berhubungan dengan kasus, seperti apakah Fiera mendukung kebijakan Ahok dan Jokowi.
Polisi-polisi itu kemudian menyuruh Fiera meminta maaf dan berjanji untuk tidak melakukannya lagi. Ridwan juga sempat meminta HP Fiera, memeriksa pesan-pesan yang masuk dan mencatat nomor-nomor yang mengintimidasi Fiera lewat pesan tersebut.
Ridwan mengingatkan bahwa Fiera harus berhati-hati karena kelompok FPI akan mencarinya. Ridwan lalu memberikan nomor telepon untuk ditelepon Fiera apabila Fiera mengalami sesuatu hal ke depannya.
Tak menunggu lama, sesudahnya saat berada di mobil di parkiran RSUD Solok, Fiera dikepung “beberapa orang berjubah”. Mereka mengetuk-ngetuk jendela mobilnya dan meminta Fiera membukanya.
ADVERTISEMENT
Fiera baru mau membuka jendela setelah ia menghubungi Ridwan yang masih berada di sekitar lokasi.
Rombongan pengepung Fiera itu kemudian meminta Fiera membuat surat pernyataan permintaan maaf dan diunggah ke akun Facebook miliknya.
Namun begitu, orang-orang yang mengerubungi Fiera sempat mengancam bahwa FPI di seluruh Sumatera Barat akan bergerak menemuinya.
Intimidasi tak hanya terjadi pada Fiera, namun juga kedua anaknya yang selama kejadian terus bersama ibunya.
Malam harinya, Fiera mengunggah permintaan maaf itu di Facebook. Meski demikian, justru kata-kata hujatan lain yang ditemui Fiera. Foto-foto lamanya dibongkar dan diedit dengan vulgar. Niat baik Fiera justru direspons dengan penghinaan lebih lanjut.
Esok harinya, keadaan belum membaik. Di RSUD Solok, gedung dipenuhi oleh gerombolan berjubah putih. Mereka menemui Wakil Direktur RSUD Solok, dr. Elfahmi, dan menyebut Fiera dicari oleh FPI.
ADVERTISEMENT
Mereka bersama pihak rumah sakit dan kepolisian telah meminta pertemuan dengan Fiera. Fiera diminta oleh pihak RSUD untuk tidak menjawab dan patuh pada keinginan FPI, agar kasus tidak berlanjut. Termasuk drg. Epi, direktur RSUD Solok, yang marah-marah terhadap Fiera. Menurut Fiera, ia dianggap membawa masalah bagi rumah sakit.
Fiera akhirnya bertemu ormas FPI, Kapolsek Solok Kompol Darto, Kasat Intel Ridwan, dan jajaran direksi RSUD Solok. Fiera ditekan dan diminta berjanji untuk tidak mengulangi tindakan serupa.
Ormas tersebut bahkan sempat menuduh Fiera telah terpengaruh media massa yang “dikuasai asing dan aseng”.
Fiera diminta membuat surat permintaan maaf yang kemudian ditandangani oleh pihak-pihak yang hadir di pertemuan itu.
Masalahnya, intimidasi terhadap Fiera tak berakhir sampai di situ. Ia terus menemui unggahan-unggahan di dunia maya yang menghakimi massal dirinya. Belum lagi kata-kata penghinaan terhadapnya, yang dianggap telah menghina ulama dan menghina agama Islam.
ADVERTISEMENT
Ancaman membunuh, merajam, membakar, dan “menyumpal dengan gagang cangkul” juga diterima Fiera.
Keluarga Fiera pun terus diintimidasi dengan telepon-telepon dan rombongan orang bermotor yang berteriak-teriak di depan rumahnya hingga dini hari.
Dalam keterangan tertulis Fiera, ia berniat untuk meninggalkan Solok, Sumatera Barat.
Rangkaian kronologi yang ditulis Fiera itu, menurut Sudarto dari Setara Institute, benar. Saat ini Setara tengah mencoba berkomunikasi kembali dengan Fiera lewat rekan di Padang.
Komunikasi terakhir mereka putus sekitar pukul 11.00 pagi tadi, Sabtu (27/5).
“Dia diselamatkan kepolisian setempat, lalu dievakuasi ke Jakarta. Dia di bawah perlindungan. Semua akun media sosialnya di-deactivate,” ujar Sudarto.
Secara terpisah, Kabid Humas Polda Sumatera Barat AKBP Syamsi mengatakan persoalan yang menimpa Fiera telah rampung.
ADVERTISEMENT
“Mereka (Fiera dan FPI) sudah berdamai. Sudah selesai masalahnya, sudah saling memaafkan,” kata Syamsi kepada kumparan.
Menurutnya, tak ada lagi intimidasi terhadap Fiera. Kompleks perumahan tempat Fiera tinggal pun, ujar Syamsi, kini sudah kembali tenang.
“Ormas dan Fiera duduk bersama, membuat surat pernyataan saling memaafkan. Memang saat postingan dibaca sama anggota ormas, mereka mendatangi, kemudian difasilitasi kepolisian untuk didamaikan. Ibu Fiera minta maaf,” kata Syamsi.
Belum diketahui Fiera kini ada di mana pasca-mengalami intimidasi. Yang jelas, ia bukan satu-satunya korban akibat postingan di media sosial.
Baca juga: Derita Perempuan dalam Jerat UU ITE