Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menjadi sorotan tajam usai pemilu, Selasa (5/11). Dia menjadi sosok paling disalahkan atas kekalahan Wapres Kamala Harris.
ADVERTISEMENT
Kamala baru diumumkan menjadi capres Partai Demokrat pada tiga bulan lalu. Sebelumnya Partai Demokrat kembali memilih petahana Joe Biden.
Pemilihan Biden pada awal proses pemilu mengundang pertanyaan di kalangan pendukung Partai Demokrat. Kesehatan mental dan fisik pria 81 tahun itu merupakan faktor utama, banyak yang meragukan kemampuan Biden kembali bertarung pada pemilu.
Kekhawatiran itu menjadi nyata. Debat pada Juni lalu adalah bencana buat Biden. Ia menjadi bulan-bulanan Trump akibat terbata-bata saat menjawab Trump bahkan sampai batuk.
Padahal selama proses awal pemilu Biden sudah meyakinkan para pendukung Partai Demokrat dia satu-satunya orang mampu mengalahkan Trump. Dia pun mengaku mampu empat tahun lagi menjabat Presiden.
Tapi, Juli 2024 Biden memilih jalan berbeda. Dia keluar lebih dulu dari pertandingan melawan Trump dengan alasan untuk memenuhi kepentingan partai dan negara.
ADVERTISEMENT
Seorang pendonor Partai Demokrat, yang namanya dirahasiakan, mengatakan harusnya Biden sedari awal menyadari ketidakmampuan bertarung pada pemilu. Sehingga Partai Demokrat tidak mencari pengganti di tengah jalan.
“Kenapa Joe Biden bertahan selama itu? dia seharusnya mengakui kondisi (kesehatannya) dan mundur lebih awal,” kata pendonor itu seperti dikutip dari Reuters.
Kader Demokrat lainnya tak cuma menyalahkan Biden. Menurutnya selain Biden yang patut bertanggung jawab adalah lingkar dekat Biden yaitu tim politik dan komunikasi Gedung Putih.
“Tidak ada yang memberi tahu untuk tidak. Iya memang Joe Biden (yang salah), tapi pula tim intinya,” kata kader tersebut.