Joe Biden: Yahya Sinwar Penghalang Mencapai Tujuan Perang Gaza

18 Oktober 2024 10:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Joe Biden saat bertemu Benjamin Netanyahu di kantor perdana menteri di Yerusalem pada 9 Maret 2016. Foto: Debbie Hill/ POOL/ AFP
zoom-in-whitePerbesar
Joe Biden saat bertemu Benjamin Netanyahu di kantor perdana menteri di Yerusalem pada 9 Maret 2016. Foto: Debbie Hill/ POOL/ AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyatakan tewasnya pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, memberikan kelegaan bagi rakyat Israel. Menurut Biden, kematian Sinwar dapat mempermudah tercapainya gencatan senjata di Gaza. Ia pun menyampaikan selamat kepada para pemimpin Israel atas 'capaian' ini.
ADVERTISEMENT
“Yahya Sinwar adalah penghalang besar untuk mencapai tujuan perang ini. Kini, hambatan itu telah hilang, meski masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan,” ujar Biden, seperti dikutip dari Al Jazeera.
Biden juga berencana segera berbicara dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk membahas langkah-langkah pemulangan para sandera dan upaya mengakhiri perang yang telah menimbulkan banyak korban sipil.
“Saya akan segera berbicara dengan Perdana Menteri Netanyahu dan para pemimpin Israel lainnya untuk memberi selamat kepada mereka, untuk membahas jalan bagi para sandera untuk pulang ke keluarga mereka, dan untuk mengakhiri perang ini untuk selamanya, yang telah menyebabkan begitu banyak kehancuran bagi orang-orang yang tidak bersalah,” tambah Biden dalam pernyataannya.
Pemimpin Hamas Yahya Sinwar. Foto: Said Khatib/AFP
Sejalan dengan Biden, Wakil Presiden AS Kamala Harris juga menyambut kematian Sinwar sebagai peluang untuk mengakhiri konflik di Gaza.
ADVERTISEMENT
“Keadilan telah ditegakkan. Sinwar bertanggung jawab atas pembunuhan ribuan orang yang tidak bersalah, termasuk para korban 7 Oktober dan para sandera yang terbunuh di Gaza,” kata Kamala kepada wartawan.
Calon presiden AS Kamala Harris menyampaikan pandangannya saat debat kedua Pemilu AS di National Constitution Center di Philadelphia, Amerika Serikat, Rabu (11/9/2024). Foto: SAUL LOEB / AFP
Ia menyebut Sinwar sebagai dalang di balik kematian ribuan orang tak berdosa, termasuk dalam serangan 7 Oktober lalu.
Sementara itu, Ketua DPR AS dari Partai Republik, Mike Johnson, memuji tindakan Israel.
“Kematian Sinwar memberikan kelegaan bagi rakyat Israel,” kata Johnson.
Pemimpin Mayoritas Demokrat di Senat AS, Chuck Schumer, berharap tewasnya Sinwar akan membuka jalan bagi pemulangan para sandera, termasuk tujuh warga Amerika.
Dari Eropa, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengecam Sinwar sebagai “teroris kejam,” sementara Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerukan pembebasan segera semua sandera yang masih ditahan Hamas di Gaza.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, pro- Palestina menyatakan, jika benar Sinwar tewas, kematiannya takkan menyurutkan perjuangan melawan Zionis

Siapakah Yahya Sinwar?

Yahya Sinwar, pemimpin gerakan Islam Hamas Palestina di Jalur Gaza. Foto: Mohammed Abed/AFP
Yahya Sinwar merupakan pemimpin baru Hamas, pengganti Ismail Haniyeh yang tewas di Iran pada Juli tahun ini.
Sinwar dikenal Israel dan Barat sebagai arsitek serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Sebuah serangan yang juga dikenal sebagai 'Badai Al Aqsa', upaya memerdekakan Palestina dari Israel.
Serangan ini menewaskan 1200 warga Israel, sementara 250 lainnya disandera. Serangan pada 7 Oktober menjadi alasan Israel menyerang Gaza tanpa pandang bulu.
Sebanyak 42 ribu orang lebih warga Gaza tewas gara-gara serangan Israel. Sebagian besar korban adalah anak-anak dan perempuan. Kini, Israel menuai kecaman dunia serta diseret ke mahkamah internasional atas kasus genosida Gaza.
ADVERTISEMENT