Jokowi Beri 3 Solusi Atasi Perubahan Iklim di KTT Iklim AS

23 April 2021 3:49 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim atau Leaders Summit on Climate secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim atau Leaders Summit on Climate secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi mengikuti KTT perubahan iklim yang diselenggarakan oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Kamis (22/4). Jokowi hadir secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Dalam KTT iklim itu, di harapan Joe Biden dan para pemimpin dunia lainnya Jokowi menyampaikan tiga pemikirannya dalam mengatasi perubahan iklim.
Pertama, Jokowi meminta kepada seluruh negara mulai melakukan aksi nyata “to lead by example” dalam pengendalian perubahan iklim dunia. Jokowi menuturkan, Indonesia menganggap pengendalian perubahan iklim sebagai kepentingan nasional.
“Melalui kebijakan pemberdayaan dan penegakan hukum, laju deforestasi Indonesia saat ini turun terendah dalam 20 tahun terakhir. Penghentian konversi hutan alam dan lahan gambut mencapai 66 juta hektar, lebih luas dari gabungan luas Inggris dan Norwegia. Penurunan kebakaran hutan mencapai hingga 88 persen, di saat beberapa kawasan di Australia, Amerika dan Eropa mengalami peningkatan terluas,” kata Jokowi dalam pidatonya.
Seorang petugas pemadam kebakaran menangani kebakaran di dekat Wooroloo, timur laut Perth, Australia, Selasa (2/2). Foto: Evan Collis/DFES via AP
Sedangkan pemikiran kedua, Jokowi meminta seluruh negara di dunia harus memajukan pembangunan hijau. Hal itu demi terciptanya iklim dunia yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
“Indonesia telah memutakhirkan NDC untuk meningkatkan kapasitas adaptasi dan ketahanan iklim. Kami menyambut baik penyelenggaraan Konvensi Kerangka Perubahan Iklim ke-26 di Inggris untuk hasil yang komplementatif dan seimbang. Kami menyambut baik target sejumlah negara mencapai zero emission 2050. Namun agar kredibel, komitmen tersebut harus dijalankan berdasarkan pemenuhan komitmen NDC tahun 2030,” papar Presiden Indonesia dua periode ini.
Eks Wali Kota Solo itu menyebut, dukungan riil dari negara maju di dunia sangat dibutuhkan demi menciptakan pembangunan hijau yang sukses.
“Negara berkembang akan melakukan ambisi serupa jika komitmen negara maju kredibel dan disertai dukungan riil. Dukungan dan pemenuhan negara-negara maju sangat diperlukan,” terangnya.
Presiden Joko Widodo mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim atau Leaders Summit on Climate secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Terakhir, Jokowi mengatakan kemitraan global alias kerja sama antarnegara harus diperkuat secara harmonis dan efektif demi mencapai target Persetujuan Paris (Paris Agreement).
ADVERTISEMENT
“Kita harus bangun kesepahaman dan strategi dalam mencapai net zero emission dan menuju UNFCCC COP ke-26. Indonesia sedang mempercepat zero emission dengan membangun Indonesia Green Industrial Park seluas 12 ribu hektar di Kalimantan Utara, yang akan menjadi yang terbesar di dunia," ungkap Jokowi.
"Kami sedang melakukan rehabilitasi hutan mangrove seluas 620 ribu hektar sampai tahun 2024, terluas di dunia, dengan daya serap karbon mencapai 4 kali lipat dari hutan tropis,” tutur Jokowi.
Lebih lanjut, Jokowi berharap setelah KTT iklim negara di dunia dapat turut serta melakukan berbagai aksi nyata secara bersama-sama dalam mengendalikan perubahan iklim.
Dalam KTT iklim, Jokowi turut didampingi oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar.
ADVERTISEMENT
Lalu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mendampingi secara virtual.