Jokowi Gregetan soal Etos Kerja Nasional yang Tak Berubah

18 Mei 2017 14:23 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Rakornas Pengawasan Intern Pemerintah 2017. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rakornas Pengawasan Intern Pemerintah 2017. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
Dalam acara Peresmian Pembukaan Rakornas Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2017, Presiden Joko Widodo menyinggung soal etos kerja nasional. Jokowi menilai etos kerja masyarakat Indonesia harus berubah.
ADVERTISEMENT
Selain itu pola pikir juga harus diubah. Sebab, saat ini Bangsa Indonesia banyak mengerjakan hal-hal yang tidak produktif.
"Inilah yang harus kita bangkitkan, disiplin nasional, etos kerja nasional kita yang harus kita ubah, mindset kita, pola pikir kita harus kita ubah semuanya," kata Jokowi di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (18/5).
"Enggak bisa kita seperti yang kemarin-kemarin. Saya sudah gregetan betul dengan masalah-masalah tidak produktif itu," lanjut dia.
Pada acara ini, Jokowi juga menyinggung masalah anggaran. Menurut Jokowi, jumlah anggaran pemerintah khususnya kementerian besar.
"Tapi kalau enggak tepat sasaran, dia tidak akan mengubah apa-apa. Kalau anggaran itu hanya basa-basi asal bisa menyajikan SPJ (surat pertanggungjawaban), kemudian beres sudah," ucap Jokowi.
ADVERTISEMENT
Masalah itu yang membuat Jokowi bertanya-tanya. "Kapan negara ini mau maju? Kita harus sadar semuanya. Dulu banyak yang belajar kepada kita. Malaysia, guru-guru belajar kepada kita, kita ngirim ke sana. Sekarang kita sudah kalah," tegasnya.
Kepala Negara kemudian mencontohkan soal jalan tol. Menurut Jokowi di tahun 1970, Indonesia sudah mampu membuat Tol Jagorawi yang kemudian dicontoh negara-negara lain.
"(Tapi) kita 40 tahun hanya bisa membangun 780 kilometer. Di China yang dulu belajar kepada kita, sudah 280 ribu kilometer. Dulu belajar kepada kita. Apa yang salah dari kita? Itu yang harus kita evaluasi," imbuh Jokowi.
Sama halnya dengan PT PAL. Saat tahun 1972 dibuka, Korea Selatan saat itu juga membuka perusahaan yang sama dengan Indonesia. Namun Jokowi menyesalkan sesuatu.
ADVERTISEMENT
"Kita belum maju kemana-mana, dia sudah bisa bikin kapal selam. Apa yang salah dengan kita? Hal-hal seperti ini yang akan saya ingatkan kepada siapa pun, bahwa kita harus merubah pola pikir kita, etos kerja kita, disiplin kita, kalau kita tidak mau ditinggal oleh negara yang lain," tuturnya.