Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Krisis yang tengah berkecamuk di Myanmar dibahas khusus dalam Pertemuan Pemimpin ASEAN (ALM) di Jakarta, Sabtu 24 April 2021.
ADVERTISEMENT
Pada ALM tersebut Presiden Joko Widodo menyatakan, pentingnya tiga komitmen yang harus diberikan dan dijalankan oleh pemimpin militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing. Jenderal tersebut juga hadir pada ALM di Jakarta.
Salah satunya adalah komitmen adalah segera melepaskan para tahanan politik di Myanmar dan menghentikan kekerasan.
“Permintaan komitmen pertama, penghentian penggunaan kekerasan dari militer Myanmar, sehingga ketegangan dapat diredakan. Permintaan komitmen kedua, proses dialog yang inklusif harus dimulai, tahanan politik harus segera dilepaskan,” ujar Presiden Jokowi pada keterangan pers presiden di Sekretariat ASEAN, Sabtu (24/4).
Jokowi menambahkan, perlunya dibentuk special envoy ASEAN atau delegasi khusus, yang terdiri dari Sekretaris Jenderal dan Ketua ASEAN. Pembentukan delegasi khusus itu seyogianya adalah untuk mendorong berjalannya dialog dengan semua pihak di Myanmar.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk komitmen ketiga, adalah untuk dibukanya akses untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Myanmar.
“Permintaan komitmen ketiga, pembukaan akses bantuan kemanusiaan dari ASEAN yang dikoordinir Sekretaris Jenderal ASEAN bersama dengan AHA Center,” jelas dia.
AHA Center adalah sebuah organisasi di dalam badan ASEAN yang memfasilitasi kerja sama negara-negara anggota ASEAN dan PBB untuk memberikan bantuan kemanusiaan terhadap bencana.
Jokowi juga menekankan bahwa Indonesia akan terus menerus mengawal tindak lanjut Myanmar dari komitmen tersebut.
***
Saksikan video menarik di bawah ini: