Jokowi: Pangan Soal Hidup dan Matinya Bangsa

13 Juni 2017 19:34 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi di acara LHP LKPP (Foto: Dok. Kris - Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi di acara LHP LKPP (Foto: Dok. Kris - Biro Pers Setpres)
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo memastikan ketersediaan bahan pangan tetap terjaga. Ia pun mengingatkan peran Badan Urusan Logistik (Bulog) agar masyarakat mendapat bahan pangan dengan mudah.
ADVERTISEMENT
"Diperlukan kehadiran negara untuk memastikan agar rakyat menjadi konsumen dan tidak menghadapi kesulitan dalam mendapatkan bahan pangan, karena barangnya tersedia di pasar," ujar Jokowi di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (13/6).
Menurutnya, ketahanan dan kedaulatan pangan menjadi hal yang sangat penting bagi Indonesia. Sebab, persoalan hidup dan matinya bangsa ada di pangan.
"Pangan adalah soal hidup dan matinya bangsa dan saat ini yang dibutuhkan oleh rakyat bukan hanya ketersediaan pangan dengan kualitas yang baik dan bergizi, yang harganya terjangkau, tapi juga kita harus menjaga agar para petani produsen pangan tidak selalu dikalahkan sehingga kita harapkan mereka dapat hidup lebih sejahtera," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Jokowi di acara LHP LKPP (Foto: Dok. Kris - Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi di acara LHP LKPP (Foto: Dok. Kris - Biro Pers Setpres)
Ia juga mengatakan, rakyat harus bisa membeli pangan dengan harga yang terjangkau. Selain itu, pemerintah juga mendorong agar petani semakin produktif.
"Petani sebagai produsen bisa semakin produktif, semakin sejahtera, karena mendapatkan harga komoditas yang wajar dan adil," katanya.
Sementara itu, Kepala Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, ada sejumlah usulan yang diajukan untuk memperkuat peran Bulog dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Salah satunya yakni memperkuat kelembagaan dengan cara bersinergi dengan kementerian/lembaga terkait.
"Usulan penguatan kelembagaan, penugasan, penguatan keuangan, semua sisi. Salah satu contohnya dalam kelembagaan, supaya kuat itu berlindungnya ke satu lembaga saja, jangan terlalu banyak lembaga," kata Djarot.