Jokowi Resmikan Program Revitalisasi Citarum Harum

22 Februari 2018 11:47 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi meninjau kawasan hulu Sungai Citarum. (Foto: Iqbal Tawakal Lazuardi Siregar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi meninjau kawasan hulu Sungai Citarum. (Foto: Iqbal Tawakal Lazuardi Siregar/kumparan)
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo meninjau kawasan hulu Sungai Citarum, di Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Kunjungan tersebut sekaligus untuk meresmikan program revitalisasi kawasan hulu sungai terpanjang di Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Jokowi menyebutkan, revitalisasi kawasan hulu Citarum akan rampung dalam 7 tahun ke depan.
"Pagi ini saya ingin melihat gerakan dalam revitalisasi wilayah daerah aliran Sungai Citarum yang sekarang ini berada di induk hulunya, di Kecamatan Kertasari yang rehabilitasi lahannya sudah dimulai pada satu Februari yang lalu. Sudah dimulai. Bukan seremonial sekali lagi. Karena ini adalah sebuah pekerjaan besar mungkin insyaallah akan bisa diselesaikan dalam waktu tujuh tahun," ujar Jokowi di lokasi, Kamis (22/2).
Kunjungan Jokowi ke kawasan hulu Citarum dimulai dengan melakukan penanaman pohon di ladang penyangga kawasan hulu Sungai Citarum, di Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung. Jokowi didampingi sejumlah menteri seperti Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
ADVERTISEMENT
Ia bersama para menteri menanam beberapa jenis pohon, di antaranya pohon manglid dan damar. Setelah secara simbolis melakukan penanaman pohon, Jokowi lalu berpindah ke Situ Cisanti yang merupakan titik nol Sungai Citarum.
Dalam sambutannya, Jokowi berjanji akan terus memantau perkembangan program revitalisasi Sungai Citarum. Untuk menyelesaikan program itu, ia akan melibatkan pemerintah daerah, TNI, dan kepolisian untuk menjalankan progaram yang diberi nama Citarum Harum ini.
Jokowi meninjau kawasan hulu Sungai Citarum. (Foto: Iqbal Tawakal Lazuardi Siregar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi meninjau kawasan hulu Sungai Citarum. (Foto: Iqbal Tawakal Lazuardi Siregar/kumparan)
"Ini adalah pekerjaan besar dan pekerjaan panjang. Bukan seremoni seperti yang sudah-sudah. Dan akan saya lihat secara rutin mungkin bisa per tiga bulan mungkin bisa per enam bulan untuk memastikan bahwa program ini betul-betul berjalan," ucapnya.
Program untuk membenahi masalah Sungai Citarum ini sebetulnya sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat sejak tahun 2001. Ada tiga program yang digulirkan untuk mengurai permasalahan sungai yang melintasi 12 kota dan kabupaten di Jabar.
ADVERTISEMENT
Terakhir, sejak tahun 2014 Pemprov Jabar kembali membuat program yang diberi nama Citarum Bestari. Namun, sudah hampir 16 tahun berjalan, permasalahan di sungai tersebut sampai saat ini masih saja belum selesai.
Permasalahan utama yang sampai saat ini sulit ditindak adalah masalah pembuangan limbah yang dilakukan oleh sejumlah pabrik yang berdiri di sepanjang sungai. Data dari Kementrian Kemaritiman mencatat ada sekitar 2.800 perusahaan yang mendirikan pabrik di bantaran sungai.
Akibatnya, Sungai Citarum harus menanggung beban 280 ton limbah. Selain itu, Citarum pun menanggung 1.500 ton sampah domestik. Karena itu, tak heran apabila Citarum dinobatkan sebagai salah satu sungai terjorok di dunia.