Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
JPO di Kolong Flyover Kalibata Kembali Dibuka Secara Terbatas
15 Februari 2025 17:52 WIB
ยท
waktu baca 2 menit![Seorang warga memanjat pagar yang yang menutup jembatan penyeberangan orang di kawasan Rawajati, Kalibata, Jakarta, Senin (3/2/2025). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jk529b5nh2zh02ka7702b3se.jpg)
ADVERTISEMENT
Jembatan penyeberangan orang (JPO) yang berada di bawah flyover Kalibata, Jakarta Selatan, kembali dibuka secara terbatas usai sempat ditutup pagar oleh warga karena sering dipakai remaja tawuran. JPO dibuka untuk akses warga mulai pukul 06.00 WIB hingga 18.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan, pagar tersebut sebenarnya masih belum dibuka seluruhnya. Hanya sebagian kecil celah pagar yang dibuka. Warga mesti membungkukkan badannya jika ingin melintas.
"Kita buka tutup di jam 6 pagi kita buka, terus jam 6 sore kita tutup. Untuk sementara waktu," kata Ketua RT 2 RW 7, Kalibata, Jakarta Selatan, Mansuri, ketika ditemui di lokasi pada Sabtu (15/2).
Mansuri menyebut keputusan untuk membuka kembali akses warga ditetapkan usai dilakukan musyawarah antara tiga pilar yakni kelurahan, kecamatan, dan kepolisian. Menurut dia, ditutupnya akses jembatan membuat mobilitas warga menjadi terhambat.
"Tapi imbasnya juga masyarakat jadi susah aksesnya buat mobilitas ke arah Timur ke Selatan dan Selatan ke Timur. Jadi terhambat karena penutupan itu," ucap dia.
Jika sudah lewat pukul 18.00 WIB, sambung Mansuri, akses jembatan kembali ditutup sehingga warga mesti melalui flyover. Dia berharap situasi bakal semakin kondusif sehingga pagar bisa dilepas seluruhnya.
ADVERTISEMENT
"Semua bisa lewat. Kalau udah lewat jam 6 sore ditutup," kata dia.
Penutupan JPO ini menuai pro dan kontra di kalangan warga. Ada yang mendukung karena alasan keamanan terhindar dari tawuran, sementara lainnya mengeluhkan sulitnya akses.
Warga yang kontra mengaku kesulitan untuk melintas karena harus memanjat pagar. Hal itu justru berisiko membahayakan mereka.