news-card-video
8 Ramadhan 1446 HSabtu, 08 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Jusuf Kalla: Radikalisme Direncanakan dari Kos-kosan, Bukan di Masjid

7 Januari 2020 15:22 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jusuf Kalla (kanan) pada acara pelantikan Pimpinan Wilayah Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sumatera Utara. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jusuf Kalla (kanan) pada acara pelantikan Pimpinan Wilayah Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sumatera Utara. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
ADVERTISEMENT
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai penyebaran paham dan aksi radikalisme banyak direncanakan di indekost. Karena itu dia meminta fungsi masjid tidak hanya hablumminallah (hubungan dengan Allah) semata, namun juga hamblumminannas (hubungan dengan sesama manusia).
ADVERTISEMENT
"(Saya) Tidak pernah (dengar) bahwa teror direncanakan di masjid, enggak ada. Hampir semua teror direncanakan di kos-kosan, jadi lebih berbahaya rumah kos dari pada masjid apabila berbicara radikalisme," ujar Jusuf Kalla di acara pelantikan Pimpinan Wilayah Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sumatera Utara di Medan, Sumut, Selasa (7/1).
Jusuf Kalla saat memberikan kata sambutan di acara pelantikan Pimpinan Wilayah Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sumatera Utara. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
Jusuf Kalla juga mencontohkan kasus penusukan mantan Menko Polhukam Wiranto. Pelaku merancang aksinya dari kos-kosan.
"Maka masjid harus dijaga bagaimana harmonisasinya dengan masyarakat, dan selaras dengan masjid, lain-lainnya," ujar JK.
Ilustrasi Teroris Foto: Shutter Stock
Dalam sambutanya, Jusuf Kalla juga meminta masjid tidak hanya sebagai tempat menjalankan ibadah semata, namun juga sebagai tempat pendidikan bagi masyarakat, baik di bidang kesehatan, ekonomi dan lainnya.
"(Misalnya) bagaimana masyarakat meningkatkan ekonomi lewat kebersamaan dan lewat kewirausahaan, lewat koperasi. Maka itu masjid menjadi tempat yang baik. Kita tidak ingin masjid megah tapi masyarakatnya kumuh dan miskin," pesan Jusuf Kalla.
ADVERTISEMENT