Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Jutaan Orang di China Tak Bisa Pulang Kampung Imbas Badai Salju Jelang Imlek
7 Februari 2024 13:56 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Jutaan orang tidak bisa pulang kampung imbas badai salju dan hujan lebat yang berdampak pada jalur transportasi di sebagian besar wilayah China menjelang Tahun Baru Imlek.
ADVERTISEMENT
Adapun Tahun Baru Imlek — yang juga dinamakan sebagai Festival Musim Semi, jatuh pada 10 Februari tahun ini. Di setiap tahunnya, liburan Imlek menjadi momentum migrasi manusia tahunan terbesar.
Pada tahun ini, otoritas setempat memperkirakan 480 juta pemudik merencanakan pulang kampung — 40 persen lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Namun, jika tradisi pulang kampung Imlek di tahun-tahun sebelumnya terhalang pandemi, maka tahun ini terhambat oleh badai salju.
Ratusan jadwal penerbangan dan layanan kereta api terpaksa dibatalkan, sementara para pengendara mobil terdampar di jalan tol berhari-hari akibat aspal yang membeku.
Badan Meteorologi China telah memperingatkan terjadinya cuaca musim salju paling dingin sejak 2008. Sebagian besar provinsi di bagian tenggara di Negeri Tirai Bambu termasuk Hebei, Hubei, dan Anhui — menjadi wilayah yang paling terdampak badai salju.
ADVERTISEMENT
Hampir 100 titik pintu tol di Anhui menutup akses kendaraan melintas akibat kondisi jalanan yang tertutup es. Pada Senin (5/2), media setempat melaporkan sedikitnya ada empat ribu kendaraan yang terdampar di jalan tol.
Selain itu, satu orang dilaporkan tewas dan 13 lainnya luka-luka di Hunan tertimpa atap runtuh di sebuah pasar lokal yang diterjang badai salju.
Keluhan dari warga pun bermunculan di media sosial. Mereka mengatakan, cuaca dingin ini telah merusak rencana mereka untuk melakukan tradisi berkumpul bersama keluarga saat Imlek. Beberapa netizen pun memposting foto-foto mereka yang terdampar di stasiun kereta api hingga di dalam peron kereta, akibat saluran listrik yang terputus.
"Saat Festival Musim Semi bertepatan dengan badai salju: Warga tidak dapat meninggalkan Kota Wuhan tiga tahun lalu [karena wabah COVID-19]. Sekarang, tiga tahun kemudian, kita tidak bisa masuk ke sana," tulis salah seorang netizen di platform X.
ADVERTISEMENT
Ia juga memposting video yang menunjukkan kondisi stasiun kereta api penuh sesak antrean panjang orang-orang yang terjebak di eskalator lantaran terlalu padat untuk bergerak.
Menanggapi situasi tersebut, pemerintah Partai Komunis China yang berkuasa berencana akan mengucurkan anggaran tambahan untuk pembersihan salju di jalan-jalan tol.
"Pemerintah pusat China mengatakan akan mengucurkan 141 juta yuan [Rp 313 miliar) untuk mendanai pembersihan salju yang mendesak di jalan tol dan pekerjaan-pekerjaan terkait di 11 provinsi," demikian laporan CCTV.
Adapun peringatan soal prediksi badai salju telah dicabut pada Rabu (7/2), meski salju akan terus turun di bagian selatan dan tengah China. Namun, menurut laporan badan meteorologi, cuaca dingin diperkirakan akan berubah menjadi lebih hangat pada Jumat (9/2).
ADVERTISEMENT