Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Keamanan Laut (Kabakamla) Laksamana Madya Achmad Taufiqoerrochman bertemu dengan Menkopolhukam Mahfud MD . Pertemuan itu membahas upaya Bakamla dalam menangani potensi adanya kasus terorisme di jalur maritim.
ADVERTISEMENT
"Sebetulnya kita belum menghadapi (maritim terorisme) itu di Indonesia. Tapi bibit ke arah sana sudah (ada) sehingga (perlu untuk) mengantisipasi itu. Maka saya bangun kerja sama, saya kerja sama dengan semua stakeholder di dalam," kata Taufiq setelah bertemu Mahfud di Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Rabu (20/11).
"Kita tahu bahwa di laut kita punya ancaman yang sama, kita punya isu yang sama dan kita tidak bisa menghadapinya sendirian. Maka harus bekerja sama, berkoordinasi," sambungnya.
Meski belum ada bentuk teroris yang terdeteksi masuk dari jalur maritim, Taufiq menekankan kerjasama dengan sejumlah stakeholder harus dilakukan sejak dini. Hal itu untuk memastikan Indonesia siap bila ada kejadian tersebut.
Mengenai tindakan maritim terorisme, Taufiq mencontohkan adanya kegiatan serupa yang pernah dialaminya saat memimpin sebuah operasi yang dilakukan Indonesia di Somalia.
ADVERTISEMENT
"Pada saat beroperasi di Somalia tahun 2011, saya mimpin operasi ke sana itu ada task force tersendiri untuk counter maritim terrorism. Kalau yang kita tahu sementara ini yang ada di dunia ya bagaimana dia (pelaku terorisme) menyelundupkan senjata, terkait dengan kebutuhan-kebutuhannya," ucap Taufiq.
Taufiq tidak menutup kemungkinan kejaidan itu dapat terjadi di Indonesia. Ia mengatakan pemerintah Indonesia akan menangkal masuknya sejumlah senjata yang ditujukan para teroris teroris dari jalur maritim.
"Tidak menutup kemungkinan di sini juga (terjadi). Seperti misalnya ada kapal India masuk sini, bagaimana mengantisipasi. Bagaimana kita buat di dermaganya seperti apa, jalur masuknya seperti apa, apa yang bisa gelar selama mereka ada di sini. Kemudian di laut kita yang sempit ini itu kemungkinan penyelundupan senjata di luar biasa," tutur Taufiq.
ADVERTISEMENT