Kala Anies Ditanya, Pilih G20 atau ASEAN?

2 Desember 2023 12:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan di Conference on Indonesian Foreign Policy 2023, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (2/12/2023). Foto: Nabila Ulfa/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan di Conference on Indonesian Foreign Policy 2023, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (2/12/2023). Foto: Nabila Ulfa/kumparan
ADVERTISEMENT
Calon presiden nomor urut 01, Anies Baswedan, menyampaikan gagasannya terkait politik luar negeri dalam acara Conference on Indonesian Foreign Policy 2023, Sabtu (2/12), di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta.
ADVERTISEMENT
Dalam acara itu, Anies mendapat tanya-jawab cepat (quick Q&A) dari anak muda peserta konferensi.
"Pilih mana, G20 atau ASEAN?" tanya seorang peserta berbahasa Inggris.
Anies berkelakar menyuruh para ambassador melepas headset, lalu disambut tawa peserta konferensi.
"Dengan Indonesia sebagai negara di Asia Tenggara, kita jaga prioritas pada ASEAN," kata Anies.
Menurutnya, memilih ASEAN bukan berarti G20 tidak penting. Ini merupakan persoalan prioritas.
"Ini bukan eksklusif, kalau ditanya harus memilih, harus ASEAN baru G20," jelasnya.
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan di Conference on Indonesian Foreign Policy 2023, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (2/12/2023). Foto: Nabila Ulfa/kumparan
Anies dalam kesempatan itu juga berbicara soal beragam tantangan Indonesia ke depan. Salah satunya, terkait pentingnya Indonesia jadi agenda setter.
Selama ini, kata Anies, Indonesia sering jadi penonton pasif. Padahal secara historis, Bung Karno lewat 'spirit of Bandung' Konferensi Asia Afrika membuat Indonesia jadi inspirasi dunia.
ADVERTISEMENT
"Indonesia terlalu besar untuk hanya menjadi penonton samping," ujar Anies.
Untuk mencapai itu, dia menyebut pentingnya punya kekuatan cerdas berbasis nilai.
"Kebijakan apa pun kalau tidak ada dasar nilai, kita punya kompas. Value itu penting supaya punya arah. Mungkin saja akan ada kompromi, tapi akan tergantung nilai. Kalau tidak ada nilai, bisa off dan jauh dari tujuan kita," imbuhnya.