Kanker Payudara dan Pilkada DKI

20 April 2017 11:54 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Wanita potong payudara. (Foto: Youtube)
zoom-in-whitePerbesar
Wanita potong payudara. (Foto: Youtube)
Video seorang wanita yang belum diketahui identitasnya bakal memotong payudara jika Ahok-Djarot kalah di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta viral di media sosial. Ketika Ahok-Djarot 'kalah', ia pun menelurkan video barunya yang berisi kesiapan dirinya menuntaskan janji memotong payudaranya.
ADVERTISEMENT
Video pertama berdurasi dua menit, diunggah oleh akun Arivano pada Kamis, 13 April 2017. Dalam video tersebut, wanita itu mengenakan baju polos berwarna biru dipadukan dengan kacamata. Ia duduk di depan kamera dengan latar belakang sumur timba.
Dengan lantang wanita tersebut meyakini Anies-Sandi tak akan menang. Entah apa alasannya.
Aksinya tersebut sontak membuat netizen ramai-ramai mencibirnya. Namun sampai hari pencoblosan tiba, ia menghilang. Netizen pun memburunya untuk mengklarifikasi apa makna di balik pernyataan kontroversialnya tersebut.
Hari itu pun tiba. Pemungutan suara digelar di seluruh wilayah di Jakarta. Dan ternyata Anies-Sandi berhasil mengungguli Ahok-Djarot pada proses quick count yang dilakukan oleh berbagai lembaga survei.
ADVERTISEMENT
Bagaimana nasib wanita yang berjanji potong payudara tersebut?
Ahok-Djarot dan Anies-Sandi (Foto: Rizki Amalia Octora)
zoom-in-whitePerbesar
Ahok-Djarot dan Anies-Sandi (Foto: Rizki Amalia Octora)
Tak lama Anies-Sandi keluar menjadi pemenang versi hitung cepat, wanita tersebut kembali mengeluarkan video. Video tersebut berisi keinginan wanita itu untuk menuntaskan janjinya.
Ia dengan lantang mengatakan siap memotong payudaranya karena Ahok-Djarot kalah. Video tersebut diunggah oleh akun Instagram lambe_turah.
Dalam rekaman video, wanita itu mengenakan baju berwarna ungu sambil mengenakan headset. Awalnya ia mengucapkan selamat kepada Anies-Sandi. Ia juga berharap keduanya bisa menjalankan amanah dengan baik.
Namun ada sesuatu yang mengejutkan. Ternyata ada alasan mengapa ia begitu yakin akan menuntaskan janjinya.
"Saya akan potong payudara saya sesuai janji saya. Karena apa? Saya terkena sakit kanker payudara stadium 4. Saya harus siap-siap potong s*su, potong payudara sesuai janji saya,"
ADVERTISEMENT
Pertanyaan kemudian muncul. Apakah mereka yang terkena kanker payudara, terlebih stadium 4, harus memotong salah satu bagian vital di tubuh wanita tersebut?
Berikut penjelasannya secara ilmu kedokteran:
Logo Kanker Payudara (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Logo Kanker Payudara (Foto: Pixabay)
Dikutip dari akun Go Dok Indonesia di kumparan (kumparan.com), kanker payudara merupakan jenis kanker yang menyerang jaringan payudara, di mana terjadi pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan) payudara.
Berdasarkan data dari Center of Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, kanker payudara merupakan jenis kanker penyebab kematian terbesar pada wanita, dengan hampir 1,7 juta kasus tercatat pada tahun 2012. Meskipun begitu, kaum pria juga berpotensi terkena kanker ganas ini, meskipun kemungkinannya lebih kecil, yaitu 1 di antara 1000 orang.
ADVERTISEMENT
Secara umum, kanker payudara dapat dikategorikan dalam dua jenis, yaitu :
Kanker payudara non-invasive: Jenis kanker payudara ini terjadi pada kantung susu dan puting payudara yang secara medis disebut ‘ductal carcinoma in situ‘ (DCIS). Pada jenis ini, kanker belum menyebar ke bagian luar jaringan kantung susu.
Kanker payudara invasive: Pada jenis ini, kanker payudara dapat menyebar keluar dari bagian kantung susu dan menyerang jaringan lain di sekitarnya. Tak hanya itu, penyebaran (metastase) pada tahap ini juga dapat merambah ke bagian tubuh lainnya seperti kelenjar lympa dan juga melalui peredaran darah.
Ada beberapa faktor yang dapat digunakan untuk menentukan terapi dan pengobatan pada penderita kanker payudara. Faktor-faktor ini meliputi tipe, stadium, ukuran kanker payudara, sensitivitas sel kanker terhadap hormon, serta kondisi kesehatan penderita secara umum.
ADVERTISEMENT
Ada juga pengobatan yang berjenis masektomi. Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Masektomi dilakukan sebagai tindakan pencegahan guna menekan risiko terjangkitnya penyakit tersebut.
Mastektomi dilakukan pada beberapa kondisi antara lain kanker payudara non invasif pada jaringan air susu (ductal carcinoma in situ), kanker payudara stadium awal (1 dan 2), kanker payudara stadium 3 setelah kemoterapi, peradangan kanker payudara setelah kemoterapi, kanker payudara yang timbul kembali dan Paget’s disease pada payudara.
Selain itu, ada beberapa kondisi yang disarankan untuk melakukan mastektomi total, seperti :
1. Kanker payudara pada pria.
2. Kanker yang berukuran besar dibandingkan payudara wanita tersebut.
3. Memiliki gangguan jaringan ikat yang sensitif terhadap efek samping terapi radiasi.
ADVERTISEMENT
4. Ukuran tumor lebih dari 5 cm dan tidak berkurang setelah dilakukan kemoterapi.
5. Terdapat dua atau lebih kanker di bagian payudara yang berjauhan.
6. Tindakan lumpektomi atau pengangkatan tumor dari payudara, yang tidak berhasil menyingkirkan kanker secara keseluruhan.
7. Ibu hamil untuk menghindari terapi radiasi
Jenis masektomi:
Secara umum cara untuk melakukan masektomi dibagi menjadi 3 tipe, yaitu:
1. Modified Radical Mastectomy, merupakan operasi pengangkatan seluruh jaringan payudara di tulang iga, tulang selangka dan tulang dada, serta pengangkatan benjolan di daerah ketiak.
2. Total (Simple) Mastectomy, merupakan operasi pengangkatan seluruh payudara, yang tidak disertai dengan pengangkatan kelenjar pada ketiak.
3. Radical Mastectomy, merupakan operasi pengangkatan sebagian dari payudara (atau lumpectomy), yaitu pada jaringan yang mengandung sel kanker, dan bukan keseluruhan payudara. Biasanya, operasi ini dikombinasikan pula dengan radioterapi.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi kanker payudara. (Foto: Waldryano/Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kanker payudara. (Foto: Waldryano/Pixabay)